Thursday 5 October 2017

Keriwehan di Pagi Hari Bersama Balita

Assalamualaikum Wr. Wb.



Semenjak 'mbaknya' Rafa off untuk sementara waktu dalam membantu urusan momong dan pekerjaan rumah tangga, mau tidak mau semua urusan mengurus anak menjadi tugasku sepenuhnya. Biasanya urusan Rafa seperti mandi dan sarapan menjadi tugas si mbak, paling-paling aku cuma nyiapin menu untuk sarapan itupun kalau sempet, kalau enggak ya beli aja. As simple as that? ya hehehehe, but semua itu seolah-olah berputar 180 derajat setelah sang penyelamat hidupku yang gak lain adalah si mbak tersebut tiba-tiba sakit parah dan tidak lagi bisa membantu urusan momong anak.


Sudah hampir dua bulan ini aku memasukkan Rafa ke Kelompok Bermain (KB) dan otomatis dia harus bangun lebih pagi untuk siap-siap berangkat sekolah. Pagi hari yang biasanya santai kayak di pantai sekarang berubah menjadi super hetic dan riweh. Ya iyalah biasanya cuma ngurusi urusan sendiri dan tinggal melambaikan tangan sambil bilang da..da..da..da.. trus cus berangkat kerja. Lah sekarang masih bangunin Rafa, ngajak mandi, nyiapin dan nyuapin sarapan, makein seragam dan belum lagi ditambah drama-drama yang semakin membuat pikiran kemrungsung

Ini nih aku tulis serangkaian aktivitas yang super riweh di pagi hari menjelang berangkat kerja biar suatu saat kalau Rafa sudah besar dan membaca blog ibunya ini dia jadi tahu bagaimana perjuangan seorang ibu hehehehe. Eh enggak ding, aku ikhlas sebenarnya menjalani peran ini dan sama sekali tidak mengaharapkan imbalan serupa dari anak-anakku kelak. Mereka menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab atas diri, keluarga dan agamanya saja sudah cukup membuatku bahagia. Trus apa dong tujuan nulis ini? Ya, paling enggak buat gambaran bagi calon ibu atau ibu-ibu lain yang belum sampai pada tahapan nyekolahin anak.

1. Mengajak Bangun Pagi

Biasanya kalau ada si mbak, aku bakalan membiarkan Rafa bangun pagi sesukanya, mau bangun subuh atau bangun jam 8, 9 sekalipun terserah dia, malah kadang kalau dia bangun siang aku ikut-ikutan mbangkong hehehe (Jangan ditiru ya ! Karena bangun pagi itu bisa dilakukan jika dibiasakan sejak dini). Dan sekarang aku harus memaksa Rafa untuk bisa bangun maksimal jam 6 pagi, tidak bisa lebih dari itu. 

Ibu-ibu jangan salah sangka dulu membaca kata 'memaksa'. Memaksa disini bukan berarti aku membangunkan Rafa dengan kasar, meneriakin ataupun menyiramkan air kemukanya loh ya (heleh kaya adegan sinetron aja). Memaksa yang aku maksud adalah dengan berusaha mengubah pola tidurnya lebih disiplin, yang tadinya jam 9 atau jam 10 malam masih asik bermain mulai sekarang sudah aku batasi. Jam 9 malam sudah harus ditawari minum susu, pipis dan ganti baju tidur, kemudian mematikan lampu dan segera mengajaknya tidur. 

Jam tidur malam yang lebih awal akan membuat Rafa lebih awal juga untuk bangun pagi. Meskipun tetap saja setelah bangun ada drama yang menyertainya. Matanya sudah melek tapi pengennya gegoleran dikasur aja atau malah minta ibunya ngeloni sambil puk-puk bokongnya lagi. Kalau gak mau, ya jelas bakalan pecah tangisnya. Jadi aku harus banyak akal untuk membujuknya bangun, misalnya dengan mengajaknya jalan-jalan keluar sebentar atau ditawari bikin susu dan rayuan lain yang kiranya menarik sambil dikasih tau manfaat bangun pagi. Bisa saja sekarang  dia belum paham tapi yakinlah kelak pasti ada manfaat yang bakal dipetik. Jadi jangan bosan-bosan memberikan nasehat positif meskipun terkadang tidak dihiraukan oleh anak balita.

2. Mengajak Mandi

Rafa tuh moody banget anaknya dan susah ditebak. Ada kalanya dia gampang banget diajak segera mandi tapi sering juga punya banyak alasan untuk menolak ajakan mandi. Hampir tiap hari aku musti menyiapkan mantra (rayuan gombal) untuk mengajaknya mandi. Misalnya membujuknya dengan cara membawa beberapa deret hot wheels-nya ke kamar mandi. Jadi tidak perlu heran jika setelah jebur ke air diapun akan berbalik berlama-lama dan susah lagi diajak usai. Dia bakalan memperlakukan puluhan tuh hot wheels seperti manusia dan memandikannya satu persatu. Hufh bisa bayangin kan berapa lama waktu yang dibutuhkan hanya untuk sekedar malakukan ritual mandi.

Baca juga :  Aku Harus Belajar Menjadi Ibu yang Lebih Sabar Lagi

Untuk mempersingkat waktu aku atau ayahnya kadang mengajaknya mandi bareng. Resikonya adalah ada kalanya Rafa mempertanyakan hal-hal yang tabu seperti contohnya "Nenen ibu besar kok nenen Rafa kecil? nenen ayah juga kecil". Awalnya aku gelagapan gimana jelasinnya. Apakah aku sudah bisa mengenalkan tentang alat reproduksi kepada anak usia 3 tahun?

Sejauh ini hanya sebatas perbedaan ukuran 'nenen' yang baru dia pertanyakan belum sampai pada tahap alat kelamin. Ibu, ibu sharing dong gimana memberikan sex education pada anak yang benar jadi jika suatu saat Rafa mempertanyakan hal itu aku sudah cukup bekal untuk menjelaskannya. Selama ini aku hanya menjawab "Kalau ibu kan cewek jadi nenennya besar kan nanti buat nyusuin anaknya, kayak ibu waktu dulu nyusuin Rafa, kalau Rafa sama ayah kan cowok gak bertugas nyusuin anaknya jadi nenennya kecil". I don't know penjelasan seperti itu tepat atau belum.

3. Sarapan

Kalau untuk orang dewasa membutuhkan waktu sejam buat menyiapkan makanan dan cukup semenit menghabisnya tapi kalau buat Rafa sepertinya kebalikannya. Setiap pagi aku hanya menyiapkan sarapan yang simpel-simpel saja misal nasi putih anget lauk telor ceplok, nasi goreng atau kadang beli soto daging atau opor. Menyiapkan semua itu gak bakalan lama tapi bagi Rafa untuk ngabisin seporsi sarapan itu butuh waktu panjang yang kadang bikin ayah ibunya ngoyot nungguin.

Baca juga : 5 Cara Praktis Menyiapkan MPASI Sehat Bagi Ibu Bekerja

Sebenarnya aku bisa saja skip sarapan untuk Rafa karena bangun tidur biasanya dia sudah minum susu yang jumlahnya sudah bisa memenuhi jumlah kalori yang dibutuhkannya untuk aktivitas setengah hari. Tapi memang dasarnya aku orang tua yang sedikit masih kuno dan berpegang teguh pada kebudayaan ketimuran bahwa sarapan itu ya harus makan nasi sebagai sumber karbohidrat dan energi. Jadi aku bakal kepikiran banget kalau Rafa belum sarapan nasi saat ke sekolah.

Namanya juga anak-anak, rutinitas sarapan kadang juga membosankan bagi mereka. Apalagi Rafa bukanlah tipe anak yang gampang makan. Agar dia lahap, aku harus pandai-pandai menyenangkan hatinya, tidak bisa dikerasi karena akan semakin membuatnya mogok makan dan berakhir tantrum.

4. Pakai Seragam

Entah kenapa akhir-akhir ini aktivitas berpakaian Rafa benar-benar membutuhkan tenaga lebih, dia jadi suka berlama-lama telanjang tanpa baju. Apalagi jika dia tidak suka dengan seragam sekolahnya dia bakalan menolak dan bahkan memberontak dipakaikan seragam. Serius loh, ada satu stel seragam yang harusnya dipakai hari Selasa tapi dia sama sekali tidak pernah mau memakainya. Sampai sekarang aku gak tau alasannya apa.

Bikin geregetan lagi saat mau pakai baju tapi Rafa ngajuin negosiasi untuk pakai celana harian yang udah lusuh dan panjangnya diatas lutut. Kan gak keren banget sekolah pakai celana kolor super mini.

5. Gak Mau Sekolah

Semua persiapan sudah oke dan ready to school, eh ternyata drama belum berakhir. Sesampainya di sekolah sering kali Rafa nangis kejer gak mau ditinggal dan minta pulang lagi. Disini bakal butuh waktu lagi untuk membujuknya.

Baca juga : Review TPA IT Baiti Jannati, Sekolah dan Daycare Rafa

Untungnya bunda-bundanya di sekolah pengertian banget jadi sebelum Rafa nangisnya menjadi-jadi, beliau langsung mengajak Rafa main atau menggendongnya. Setelah itu aku bisa langsung segera meninggalkannya dan berangkat kerja.

Oh, oh... itulah beberapa keriwehan di pagi hari yang aku rasakan semanjak tanpa 'mbak'. Aku yakin itu semua tidak seberapa dibandingkan dengan ibu-ibu tangguh di luar sana yang selalu strong ngurusin anak-anaknya tanpa bantuan siapapun.

Adakah ibu-ibu yang juga mengalami hal serupa dengan ibu Rafa? share dong gimana caranya membuat aktivitas di pagi hari jadi lebih smooth tanpa drama sehingga ibu-ibu yang bekerja macam aku ini bisa masuk kantor tanpa terlambat lagi.

Waalaikumsalam Wr. Wb.


3 comments:

  1. Woooww, mandi bareng... Hihihi

    Aku sama Juna juga sering, tapi dia gg bawel nanya karena bawa mainan. Malah sama ayahnya yang cerewet...hehe

    ReplyDelete
  2. Sama mbak hehhehe tapi lama2 juga biasanya sih terbiasa.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan pesan, senang dapat sharing dengan Anda :)