Friday 28 June 2019

Sering Iritasi Ketiak? Cobalah Veet Biru untuk Kulit Sensitif

June 28, 2019 1
Assalamualaikum Wr. Wb.

Memiliki ketiak yang mulus dan indah adalah impian setiap wanita, apalagi banyak wanita merasa percaya diri dalam berpenampilan dengan ketiak yang bersih mulus tanpa iritasi. Pastinya kulit ketiak rawan sekali mengalami iritasi karena disebabkan oleh beberapa hal, seperti pencukuran dan juga pencabutan rambut.

Tidak hanya meresahkan, namun juga terasa perih sehingga bisa mengganggu kamu untuk berpenampilan elegan. Inilah beberapa hal penting tentang kulit ketiak yang sensitif dan penanganannya mengunakan Veet biru.


1. Ketiak Sensitif Menyebabkan Rasa Perih

Ketiak yang mengalami iritasi mulanya akan menyebabkan warna kemerahan disertai rasa perih, lalu berubah menjadi kehitaman dan ini sangat sulit untuk dihilangkan. Apabila tidak dibersihkan justru lebih mengganggu, namun cukup bingung harus bagaimana? Apalagi bagi kamu yang selalu rutin melakukan waxing ketiak di setiap minggu atau bulannya. Selain membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sensasi rasa perih setelah waxing pun tak kunjung pergi. Sudah perih lalu menambah rusak penampilan, duh sedih banget kan?

2.  Menghilangkan Bulu di Kulit Ketiak Sensitif Butuh Penanganan Ekstra

Maka dari itu kini ada cara mudah untuk menghilangkan rambut ketiak secara aman dan mudah pastinya sangat cocok untuk kulit ketiak kamu yang cenderung sensitif. Kamu bisa waxing ala kamu sendiri di rumah dengan menggunakan varian veet warna biru. Sangat cocok untuk mengalih kegiatan waxing di klinik kecantikan dengan varian veet tersebut.

 3. Rutin Menggunakan Veet Biru yang Cara Pakainya Sangat Mudah Bisa Mengurangi Rasa Sakit

Kita bisa lebih rutin menggunakan veet biru ini untuk ketiak, apalagi kulit yang cenderung sensitif sehingga kulit tidak akan kering dan juga melepuh. Cara pemakaiannya cukup mudah, pertama tuang krim veet biru lalu oleskan ke bagian ketiak kamu. Selanjutnya cukur rambutmu dengan spatula dari veet. Apabila kamu memiliki tipe kulit sensitif maka cukup gunakan selama 5-6 menit saja. Setelahnya cukur dengan alat pencukur lalu cuci bersih.

4. Kandungan Aloe Vera Veet yang Cocok untuk Kulit Sensitif

Pemakaian veet biru memang sangat cocok untuk kulit sensitif, karena kandungan Aloe vera atau lidah buayanya begitu baik untuk g kelembaban kulit ketiak kamu, ditambah lagi banyaknya kandungan vitamin E akan membuat kulit ketiak tetap indah.

5. Veet Biru Punya Tekstur Lembut untuk Mencegah Iritasi

Teksturnya lembut dan agak padat berwarna putih namun terasa aroma lidah buayanya sehingga ketika diaplikasikan secara langsung ke kulit ketiak akan terasa dingin. Jadi karena aroma serta kandungan Aloe veranya itulah yang membuat Penulis sangat suka menggunakan produk veet biru ini.

Ingin tampil cantik namun tetap nyaman tanpa rasa sakit, ya gunakanlah veet karena produknya membuat kamu #BeAConfidentYou

Waalaikumsalam Wr. Wb.

Monday 24 June 2019

Working Mom, This is My Story

June 24, 2019 0
Assalamualaikum wr. wb.

Maaf ya pembaca setiaku yang merasa zonk tiap kali akses blog ini karena berbulan-bulan tidak pernah ada tulisan baru, dan jangan kecewa dengan hadirnya tulisan terbaru ini karena memang tujuannya gak jelas hehehehe. Ceritanya sih mau mengarsipkan sebagian kecil perjalananku selama mengikuti seleksi CPNS tahun 2018. Tentu tujuannya bukan untuk membanggakan diri dihadapan para pembaca atau mau bilang "ini loh aku udah lolos seleksi CPNS".  Cuma mau bikin diary aja biar kelak bisa dikenang dan mengingat dengan detail perjalanan ini. Sebenarnya udah lama pengen menuliskannya tapi karena semenjak resign dari kantor lama, aku jadi sok-sokan sibuk ngurus urusan rumah tangga.  Semoga masih ingat ya part partnya karena proses seleksi sampai akhirnya ditempatkan untuk mulai mengabdi pada negara sangatlah panjang.

Dok. Humas Kanwil Kemenag Jawa Tengah
Okey, aku mulai dari awal banget semoga tidak ada yang terlupa. Jadi sejak bulan September tahun 2018 lalu beberapa grup alumni ramai sekali dengan perbincangan tentang pembukaan seleksi CPNS. Informasi formasi yang dibutuhkan mulai bertebaran. Waktu itu aku hanya melihat sekilas-sekilas dan banyak cueknya sih, bukannya gak minat tapi memang udah merasa gak mampu bersaing. Dari awal jujur aku memang tidak tertarik banget untuk ikut seleksi, udah merasa gak mampu gitu buat berkompetisi. Eh selain itu kayaknya aku juga gak mau keluar dari zona nyaman pekerjaanku. Ngomong- omong soal pekerjaan sebelumnya, bisa dibilang "sak penake wong kerjo". Kerja paling enak. Salary yang sangat cukup bahkan bisa dibilang lebih karena sering ada pembagian honorarium berbagai kegiatan, masih ada tunjangan kinerja melalui sistem remunerasi, hak dan kewajiban juga hampir setara dengan PNS. Tuh kurang apalagi coba? Sementara beban kerja juga tidak berat, bahkan semua orang bisa mengerjakan pekerjaanku. Paling berat lagi untuk ditinggalin adalah rekan kerja yang sangat sangat baik dan kompak. Saling menjaga satu sama lain. 
Namun di dalam lubuk hatiku yang terdalam ada keinginan untuk hijrah (bahasa rang orang sekarang kalau mau memperbaiki diri). Ada keinginan untuk mengamalkan apa yang telah kupelajari selama kuliah. Meskipun pekerjaan sebelumnya sangat santai tapi disitu justru menjadi tekanan batin. Aku udah dibayar tinggi tetapi tidak bisa memberikan apa-apa untuk instansi. Ibaratnya ada atau tidak adanya aku semua akan berjalan baik-baik saja. Well, dari situ aku makin yakin untuk mencoba melamar CPNS yang sesuai dengan bidang kemampuanku. Pengen menjadi orang yang benar-benar bermanfaat bagi sesama. Dan satu yang sangat mengelitik adalah mewujudkan cita-cita orang tua. Mereka berharap aku bisa menjadi sosok pendidik. Oh iya satu lagi ada temen kantor yang ngasih semangat untuk mencoba selagi ada kesempatan. Bener banget itung-itung buat nambah pengalaman. Setelah melihat lihat formasi yang cocok, akhirnya aku register di portal SSCN dan apply di instansi Kementerian Agama di detik-detik terakhir jadwal penutupan. Nah ini kebetulan ada formasi guru Madrasah untuk wilayah Surakarta (ini masih bocoran sih karena Kemenag tidak mengeluarkan pilihan lokasi jadi penempatan masih harus menunggu saat terbit SK). Lagi-lagi rasanya seperti ada yang membukakan jalan bagiku untuk menjadi lebih baik karena aku yakin lingkungan di Kementerian Agama akan lebih religius.

Foto untuk keperluan registrasi
Okey, aku mulai dari awal registrasi ya. Di part ini gak berjalan mulus gitu aja lo, karena aku sama sekali gak pegang copy berkas yang telah dilegalisasi seperti ijazah, akreditasi universitas/program studi tapi Alhamdulilllah dengan segala upaya akhirnya bisa melengkapi berkas untuk kemudian di kirim secepatnya agar bisa sampai di intansi sebelum akhir masa pengiriman berkas. Anyway aku udah hampir mengurungkan niat buat ngirim tuh berkas pasalnya ada saalah input data yang aku lakukan saat register di SSCN huhuhuhu. Aku salah input tahun kelulusan. Harusnya tahun 2012 malah jadi 2013. "Udah kirim aja, lolos enggaknya mereka yg menentukan" begitulah kata suami waktu itu.

Part selanjutnya adalah menunggu hasil seleksi administrasi, dan yes aku lolos tahap selanjutnya. Mulailah sedikit cari tahu tentang tes SKD (Seleksi Kompetensi Dasar). seleksi tahap ini ada 3 bidang yang harus dikerjakan yaitu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU) dan Tes Karakteriistik Pribadi (TKP). Bisa dinyatakan lolos jika masing-masing memenuhi passing grade.

Mendapat jadwal SKD di hari ketiga atau keempat kalau gak salah. Sebenarnya aku belum siap apa-apa, hanya 3 kali uji coba simulasi online dan hasilnya selalu gagal wkwkwkwk. Sore-sore aku menuju ke Semarang untuk mempersiapkan diri ikut SKD hari esoknya dengan membawa pasukan mulai dari emakku, suami, Rafa dan si bayi Arka. Aku booking hotel yang terjangkau dari GOR Diponegoro (lokasi SKD) yaitu di Hazotel Semarang, berjarak sekitar 15 menit perjalanan.

Aku prepare naik ojek online dari hotel ke lokasi karena biar suami bisa bantuin ibu jagain anak-anak di hotel. Oh iya untungnya di daerah Banyumanik ada baby food yang cocok buat Arka karena saat itu usianya baru 9 bulan.

Lanjut ya, sampai di lokasi aku langsung masuk barisan antrian. Beberapa saat kemudian aku sadar ternyata KTP tertinggal di resepsionis hotel karena semalam dipakai untuk check in. Pikiran langsung buyar dan gak fokus. Kalau minta tolong suami ngantar waktunya cukup gak ya sementara jadwal tes makin dekat, belum lagi suami pasti menggerutu. Dengan kemampuan mbalap suami akhirnya tuh id card sampai sebelum terlambat. Syukurlah, muach muach ayah😘

Setelah melalui proses pemeriksan akhirnya aku bisa login ke server dan memulai mengerjakan soal-soal SKD. Berusaha sebisa mungkin jangan ada soal yang terlewatkan. Hasilnya? Aku sendiri antara percaya dan tidak percaya bisa melampaui passing grade, meskipun nilainya mepet. Finally, aku bisa lolos SKD dengan status P1/L (Passing grade/Lulus) seorang diri dalam formasi Guru Sosiologi Ahli Pertama.

Part selanjutnya adalah tes SKB (Seleksi Kemampuan Bidang) yang dilaksanakan pada bulan Desember 2018. Tes bidang ini dilakukan di MAN 1 Semarang, terdiri dari 3 tes yaitu Psikotes, Wawancara dan Praktek Kerja. Alhamdulillah ditahap ini semua berjalan lancar berkat dukungan dari berbagai pihak termasuk Fitri dan Amigo (temen kuliah) yang udah aku repotin untuk mengirimkan RPP dan seperangkat administrasi pembelajaran lainnya yang aku pakai untuk praktik mengajar di hadapan penguji. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan berlipat-lipat pahala.

Sampaiah pada pengumuman final, dan Alhamdulillah aku bisa menduduki top score untuk formasi yang kulamar. Selanjutnya adalah proses pemberkasan pada akhir bulan Januari.


Anyway aku udah resign dari kantor per tanggal 1 Februari 2019. Yah, sambil menunggu SK terbit aku memang berencana di rumah saja. Menikmati menjadi seorang ibu rumah tangga dan tentunya membersamai hari-hari anak-anak. Aku pikir SK akan segera terbit di bulan Maret tapi ternyata sampai bulan Juni, dan selama itu aku harus menunggu dengan sabar. Kadang jenuh sekali di rumah, biasanya kerja kantoran kemudian beralih jadi ibu ibu rumahan itu ternyata bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah.

Surat Keputusan oleh Menteri Agama akhirnya sampai di tanganku pada tanggal 18 Juni 2019. Selanjutnya sejak tanggal 19 Juni 2019 aku mulai unjuk diri ke Kantor Kementerian Agama Surakarta dan mulai tangga 22 Juni 2019 menginjakan kaki pertama kali di MAN 2 Surakarta, satker dimana aku akan mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).


Semoga bisa amanah terhadap tanggungjawab dan bisa menjadi pendidik yang mampu membawa kemajuan. Amiinnn.

Aku persembahkan semua ini untuk Alm. Bapak yang semasa hidupnya selalu memperjuangkan masa depanku untuk bisa menjadi seoarang guru. Teruntuk pula emakku yang selalu menjadi wanita luar biasa dalam memberiku pelajaran tentang sebuah perjuangan. Selanjutnya teruntuk suamiku yang telah meridhoiku menempuh semua jalan ini, dan untuk kedua buah hatiku tercinta.

Waalaikumsalam wr. wb.