Tuesday 22 September 2015

Tips jika bayi DBD

September 22, 2015 0
Assalamualaikum Wr. Wb.


Dua bulan yang lalu, tepat saat Arrafa berumur 7 bulan Allah memberikan ujian sakit kepadanya. Bayi sekecil itu harus merasakan sakit akibat serangan viruse DBD yang konon katanya berbagai rasa sakit bisa dirasakan saat virus itu menyerang.Gejala awal DBD terkadang tidak kita sadari namun jika kita cermati dengan baik tanda-tanda itu sudah muncul sejak awal.
  1. Bayi akan mengalami demam diatas 38 derajat Celcius hingga 3 hari. Berikan obat penurun panas (Paracetamol) untuk meredakan panasnya dan berikan cairan lebih banyak dari biasanya karena demam tinggi akan mengakibatkan dehidrasi.
  2. Segera konsultasikan ke Dokter jika demam tidak turun2, biasanya dokter akan menyarankan untuk cek darah di lab. Lebih baik lakukan cek darah pada hari ke 3 sejak mulai panas karena gejala DBD pada hari sebelum hari ke 3 kadar trombosit masih normal. 
  3. Jika melakukan cek darah disarankan tidak hanya cek darah rutin saja tapi sekaligus pemeriksaan Dengue NS1 Antigen. Pemeriksaan terhadap antigen non struktural-1 dengue (NS1) dapat mendeteksi infeksi virus dengue dengan lebih awal dari pemeriksaan antibodi dengue, dan bahkan dapat terdeteksi pada hari pertama mulai demam. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada penderita demam yang disertai dengan gejala klinis infeksi virus dengue pada hari 1-3 mulai demam. Bila hasilnya negatif tetapi gejala infeksi virus dengue menetap, dianjurkan untuk periksa Anti-Dengue IgG & IgM, serta hematologi rutin.
  4. Jika positif (+) terkena virus DBD segara saja lakukan perawatan inap untuk memastikan terpenuhinya cairan tubuh melalui infus.
  5. Berikan asupan dengan gizi seimbang untuk menghindari kadar trombosit yang terus menurun.
  6. Jika kadar trombosit mencapai < 25.000/mm3 jangan lakukan hal-hal yang akan memicu terjadinya luka seperti menggosok gigi yang mengakibatkan pendarahan pada gusi atau memotong kuku.
  7. Bayi akan rewel dan terus menangis karena menahan sakit jadi selalu hibur untuk mengalihkan sakitnya. 
  8. Agar tetap nyaman gantilah popok bayi setiap 2 jam karena bayi akan terus BAK untuk menurunkan suhu tubuhnya.
  9. Penderita DBD tidak ada obat, namun akan sembuh dengan sendirinya asalkan asupan yang masuk ketubuh cukup, jadi selalu tawarkan makan dan minum dan jika terpaksa berikan suplemen tambahan untuk meningkatkan nafsu makannya.
  10. Pasien dapat dirawat dirumah setelah kadar trombosit sudah kembali ke angka diatas 100.000/mm3. 
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Monday "Carfreeday"

September 22, 2015 0
Assalamualaikum Wr. Wb.

Ini pertama kalinya aku, ayah dan baby Arrafa jalan-jalan ke carfreeday di sepanjang Jl. Slamet Riyadi Solo. Minggu (20-9-2015) kemarin kami bangun pagi-pagi untuk itu semua. Solo memang menawan, disepanjang Jl. Slamet Riyadi mulai dari kawasan Gladak sampai depan SGM (Solo Grand Mall) akan selalu bebas dari kendaraan bermotor disetiap Minggu pagi. Car Free Day atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor merupakan suatu upaya penekanan tingkat polusi udara yang di timbulkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor dan lingkungan hidup sehingga sudah saatnya Kota Surakarta melaksanakan pembatasan/pengurangan penggunaan kendaraan bermotor menambah ruang pendistrian/pejalan kaki dan ruang hijau kota.

Padatnya jalanan oleh laju kendaraan akan terganti dengan suasana ramai pengunjung yang asyik menikmati berbagai aktivitas fisik seperti berlari, jalan-jalan, senam, bersepeda, skate board, dan lain-lain. Kegiatan rutin mingguan ini selain dimanfaatkan sebagai arena aktivitas fisik juga sering dijadikan media sosialisasi, promosi, kampanye hari jadi tertentu serta kegiatan lain yang memiliki tujuan kemajuan kota.

Kami sangat menikmati jalan-jalan di car free day dengan membawa bayi, karena sejuknya udara pagi dan lalu lalang pengujung dapat memberikan pengalaman baik untuk perkembangan bayi.

Wassalamualakum Wr. Wb.



Friday 18 September 2015

Melahirkan Arrafa

September 18, 2015 0
Assalamualaikum Wr. Wb.

Halooo Mommies...
Sebenarnya udah lama banget pengen sharing tentang cerita perjalananku bersama Arrafa mulai dari masa kehamilan sampai akhirnya dia lahir ke dunia ini, sayangnya baru kali ini bisa menyempatkannya.
Waktu itu, bulan Maret Allah menitipkan Arrafa dalam bentuk calon janin kecil didalam rahimku, perasaan haru yg luar biasa aku rasakan bersama suami setelah hampir 6 bulan berumah tangga akhirnya yang diharapkan hadir. Saat hasil test pack menunjukkan dua garis, betapa bahagia menyelimuti perasaanku kala itu.

Hari demi hari terus berjalan, aku secara rutin checkup kandungan ke obgyn di RS PKU Muhammadiyah Solo dengan dr. Anik Suryaningsih, SpOG. Menurut pengalaman beberapa teman masa kehamilan pada trisemester pertama itu adalah masa2 berat dimana sering morning sickness, lemas dan lain-lain tapi Alhamdulillah aku tidak merasakan hal itu justru nafsu makan meningkat, dan aku masih aktif bekerja. Memasuki usia 28 weeks aku dan suami juga melakukan pindah rumah dan syukur alhamdulillah juga tidak berefek apapun pada kondisi kehamilanku. 

Dengan history kehamilan yang baik, aku dan suami memutuskan untuk mencari second opinion tempat persalinan yaitu di Bidan dengan pertimbangan biaya persalinan lebih murah atau bahkan dapat dicover sepenuhnya oleh BPJS tanpa harus menunggu adanya tindakan medis. Jadi waktu itu kami memilih untuk konsul ke obgyn dan Bidan, harapannya jika tidak ada hambatan akan melahirkan di Bidan saja baru jika menemui masalah yang harus dilakukan tindakan medis bisa langsung ke obgyn di PKU.

Memasuki usia 34 weeks disarankan untuk diet karena berat janin udah lebih dari batas normal. Dari hasil USG juga diketahui bahwa janin terlilit tali pusar dilehernya. Pikiran macam-macam mulai muncul sampai pada kondisi kecemasan yang luar biasa. Obgyn juga menyarankan cek urin, dan betapa terkejut saat itu hasil lab menunjukkan bahwa protein urine positif (+) yang artinya protein urine berlebihan. Diketahui bahwa tingginya kadar protein urine pada ibu hamil dapat mengindikasikan terjadinya preeklamsia. #Hiks.....

Suami selalu memberikan support dan memberikan sugesti2 postif mengajak kita berdua ngobrol dengan dede bayi agar bisa berjuang besama2 untuk bisa lahir normal dengan selamat. Hingga pada puncaknya pada usia 38 weeks tanggal 11 Desember 2014 malam aku mengalami kontraksi yang sangat intens tanpa sebelumnya merasakan kontraksi ringan. 

Hari itu (11-12-2014) aku hanya merasakan malas sepanjang hari, dan akhirnya memutuskan untuk tidak kekantor (aku baru cuti tanggal 10-12-2014 dan rencana masuk untuk menyelesaikan pekerjaan yang masih tercecer) dan hanya tidur2an dirumah. Sorenya sehabis Maghrib aku mengajak suami makan di luar saja karena memang tidak menyiapkan makan malam dirumah sebab kondisi malas itu.. hehhehe. Di Plaza aku masih dapat menikmati makan malamku, setelah selesai makan kami mampir ke supermarket dan disitu aku merasakan sakit diperut, sehingga suami mengajakku langsung pulang saja. 

Sampai dirumah rasa sakit itu semakin bertambah, tapi aku belum menyadari kalo itu kontraksi karena HPL masih jauh dan tak ada tanda2 cairan apapun keluar di celana. Semakin tidak tertahankan, akhirnya suami meminta tetangga rumah yang kebetulan Bidan untuk memeriksa kondisiku. "cepat dibawa ke RS ato klinik aja mas, ini udah bukaan 7" begitu katanya...

Waktu itu pukul 22.00 WIB, suami sedikit panik karena sudah malam dan kita tidak punya kendaraan selain sepeda motor. Alhamdulillah ada tetangga yang mau diminta tolong mengantar ke Klinik Bersalin.  Sampai diklinik kontraksi semakin tidak tertahankan hingga 3 jam kemudian bukaan telah lengkap dan  Arrafa lahir tepat pukul 12:57 WIB dengan tangisan yang agak tertunda karena Bidan mesti meloloskannya dari lilitan tali pusar. LEGA rasanya bersyukur bisa melalui semua ini. Alhamdulillah Allah memudahkan.

Buat calon calon mommi yang sering mencemaskan kandungannya ayookkk selalu positif thinking dan kita pasti bisa. 

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tuesday 15 September 2015

UMBRELLA REBORN

September 15, 2015 0
Assalamualaikum Wr. Wb.

Kemarin (Jumat-Minggu, 11-13 Sept 2015) Kota Solo kembali dihiasi dengan warna warni hasil kerajinan payung dalam acara Festival Payung yang telah kedua kalinya diselenggarakan. Kali ini mengusung tema "Umbrella Reborn" dengan maksud bahwa payung kembali dengan artistik visual yang lebih beragam nan indah. Event ini diselenggarakan di Taman Balekambang seperti halnya tahun kemarin. Pengunjung masih terus memadati tempat berlangsungnya acara ini sampai menjelang berakhirnnya acara di Minggu sore.

Menurut saya, acara semacam ini bisa memberikan peluang bagi pengarajin kecil serta para pedagang kaki lima untuk membuka usaha atau sekedar memperkenalkan/mempromosikan produk kepada dunia luar. Hal tersebut dikarenakan pada Festival Payung kali ini diikuti oeleh beberapa kota di Indonesia serta luar negeri yaitu Baubau (Sulawesi Tenggara), Palu (Sulawesi Tengah), Kuantan Singingi (Riau), Padangpanjang (Sumatera Barat), Bengkulu, Jakarta; Bandung dan Tasikmalaya (Jawa Barat), Yogyakarta; serta Solo, Pekalongan, Klaten (Jawa Tengah). Festival ini juga diikuti delegasi dari Thailand, Tiongkok, dan Jepang.




Didalam perhelatan acara ini juga bisa dikatakan sebagai momentum Selfi  bagi sebagian besar pengunjung. Mayoritas adalah anak muda yang bergantian mengambil foto selfi mulai dari gerbang masuk Taman sampai pada panggung acara yang penuh dengan payung. Tidak saya pungkiri kalo saya juga bagian dari selfier yang berusaha mencari spot-spot yang pas untuk berfoto. Kali ini saya mengajak baby Arrafa (9 bulan) bersama suami untuk mengabadikan moment ini dengan foto selfi dan beberapa foto yang diambilkan oleh pengunjung lain karena memang sengaja saya minta tolong diambilkan foto kami bertiga dengan background warna warni payung itu.. hehehehe

Wasalamualaikum Wr. Wb