Bagi masyarakat Indonesia, minum teh adalah sebuah kebiasaan yang mungkin tidak akan pernah bisa ditinggalkan. Minum teh dipagi hari ibaratnya sudah menjadi kebudayaan yang akan selalu langgeng dari masa ke masa. Rasanya juga sangat nikmat, apalagi jika diminum dalam kondisi panas saat cuaca dingin atau sebaliknya dicampur dengan es sebagai pelepas dahaga disiang hari yang begitu terik.
Manfaat tersebut diantaranya adalah memberikan reaksi rileks saat meminumnya atau memberikan kehangatan dan menaikkan suhu tubuh saat musim dingin. Teh bermanfaat juga untuk mencegah kanker, diabetes, dan
penyakit jantung. Penelitian tahun 2013 menyebutkan bahwa konsumsi teh
hijau dan teh hitam dapat menurunkan kadar kolesterol sehingga menurukan
risiko timbulnya penyakit jantung. Teh mengandung polyphenol
yang bersifat anti-oksidan dan anti-radang yang berperan sebagai
anti-kanker (sumber : http://www.idai.or.id).
Percaya tidak percaya semua pasti memiliki minat yang tinggi terhadap satu jenis minuman ini tanpa terkecuali bayi dan anak-anak. Meskipun teh banyak memberikan manfaat bagi orang dewasa namun manfaatnya bagi anak
masih belum jelas.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sampai detik ini tidak merekomendasikan pemberian teh terlalu sering kepada bayi dan anak balita karena mengandung tanin dan kafein yang cukup tinggi. Kandungan tersebut tentu saja tidak baik untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Teh mengandung sekitar 3% kafein, theobromine, dan
teofilin yang semuanya merupakan suatu stimulan. Akibat efek stimulan
ini, teh bisa membuat anak menjadi “hiperaktif”.
Selain efek diatas teh juga tidak memiliki kandungan zat gizi mikro seperti karbohidrat, protein, serat, dan lemak padahal zat-zat tersebut sangat dibutuhkan sebagai sumber energi dan unsur terpenting dalam pertumbuhan anak. Anak-anak yang terlalu banyak dan sering menum teh akan cenderung mudah kenyang dan tidak mau makan. Rasanya akan percuma saja anak kenyang tetapi sama sekali tidak mendapatkan asupan gizi apapun bukan?
Teh juga berbahaya untuk pertumbuhan anak karena polyphenol dan fitat yang terkandung
dalam teh menghambat penyerapan zat besi. Akibatnya tubuh kekurangan
asupan zat besi yang dapat menyebabkan anemia atau kurang darah. Oleh karena itu World Health Organization (WHO) sama sekali tidak menganjurkan anak mengkonsumsi teh sampai usianya mencapai 2 tahun. Bahkan anak-anak 2 - 5 tahun pun tidak disarankan mengkonsumsi teh terlalu sering.
Realitanya di lingkungan masyarakat kita, banyak sekali yang belum paham bagaimana bahaya teh khususnya bagi bayi dan anak-anak. Sehingga sering sekali masih kita temui orang tua yang menjadikan teh manis sebagai pengganti susu atau sebagai minuman yang dikonsumsi setiap hari oleh anak-anaknya. Anak adalah duplicated orang tuanya jadi jangan heran jika apa yang menjadi kebiasaan orang tuanya juga akan menjadi kebiasaan anak-anak termasuk ngeteh setiap hari.
Bahaya teh tersebut tidak mungkin bisa dihindari. Jika anak-anak tetap ingin minum teh dan terlanjur mengkonsumsinya bahaya tersebut masih dapat di tekan dengan mengikuti beberapa aturan berikut ini :
1. Kurangi Jumlah dan Frekuensinya
Cukup sekali minum teh dalam sehari dengan jumlah maksimal satu cangkir kecil yang artinya asupan kafein per hari tidak melebihi 2,5 mg per kilogram berat badan anak. Bila aturan ini dipatuhi, Insyallah efek berbahaya diatas tidak perlu ibu kuwatirkan.
2. Kurangi Kepekatannya
Jika anak tetap menginginkan minum teh maka proses penyeduhan cukup 1-2 menit. Semakin lama menyeduhnya maka akan dihasilkan teh yang terlalu pekat dan gelap yang tentu saja kandungan kafeinnya meningkat. Menyeduh teh sebaiknya juga cukup sekali karena teh yang diseduh berkali-kali sebagian besar antioksidannya sudah habis.
3. Jangan Berikan Teh Berdekatan Waktu Makan atau Minum Susu
Hindari memberikan teh kepada anak mendekati, bersamaan atau usai makan untuk menghindari
pengaruh gangguan penyerapan. Juga hindari minum teh dekat dengan waktu
minum susu karena teh mengikis kalsium dan gizi dalam makanan/susu.
Jangan pula memberikan teh waktu malam menjelang tidur karena kandungan kafein dalam teh akan menjadi stimulan sistem saraf pusat, sehingga menghasilkan peningkatan aktivitas anak. Akibatnya anak akan sulit tidur.
4. Hindari Teh dengan Tambahan Gula
Sebaiknya anak-anak tidak mengkonsumsi teh dengan tambahan gula (teh manis) karena akan menjadi tumpukan kalori yang semakin membuat anak hiperaktif. Sayangnya saat ini banyak sekali ditemui produk-produk teh kemasan yang tidak bisa lepas dari jangkauan anak-anak. Menghadapi kondisi seperti itu maka tugas orang tua adalah mengajarkan pola hidup sehat tanpa konsumsi minuman kemasan yang dimulai dari orang tua itu sendiri. Bagaimanapun ayah ibu akan selalu menjadi role model bagi masing-masing buah hatinya.
5. Imbangi dengan Komsumsi Makanan Tinggi Zat Besi
Jika anak terlanjur hobi minum teh tentu saja akan sulit untuk dilarang. Agar anak tidak mengalami efek berbahaya akan kebiasaan itu maka tugas ibu adalah menyiapkan sumber makanan yang kaya akan zat besi untuk mengimbanginya. Sehingga penyakit anemia dan ganguan penyerapan dapat dihindari dengan asupan zat gizi kompleks yang lebih banyak.
![]() |
Rafa Nyruput Sedikit Teh Kotak Punya Ibu |
Itulah bebrapa aturan yang harus ibu patuhui jika anak terpaksa harus mengkonsumsi teh. Aku sendiri juga beberapa kali mengijinkan Rafa (3 tahun) untuk mengkonsumsi teh tetapi tetap memperhatikan ke lima aturan yang kusebutkan diatas.
Semoga bermanfaat ya ibu-ibu.
Sumber gambar : https://hellosehat.com
Sumber gambar : https://hellosehat.com
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Ah, aku baru tau tentang ini. Makasih banyak infonya mba.
ReplyDeleteSama2 sama mbak
DeleteAnakku sedari kecil suka karena dl aq kerja di perusahaan teh. Tap skrg q batasi segelas aja sehari
ReplyDeleteIya mbak karena teh meskipun byk manfaat buat orang dewasa tp justru berbahaya buat anak2
DeleteMm.. Iya, anak2ku suka minum teh manis. Terimakasih ya sudah mengingatkan :)
ReplyDeleteTerima kasih banyak Mbak infonya, aku malah abru tahu,anakku juga enggak begitu suka teh, sukanya teh kemasan..hiks sedih. Jadi aku juga sama sekali enggak pernah beli teh kemasan, seringnya bikin
ReplyDeleteUntuknya si kecil lebih suka minum air putih..
ReplyDeleteSejak hamil, saya ati2 banget biar gak minum teh. Soalnya nyerap zat besinya itu loh...kan saya jadi lemes
ReplyDeleteoh ternyata gitu ya.... wah thanks infonya yaa
ReplyDeleteWah anak saya suka minta teh manis kalo neneknya lagi ngeteh pagi-pagi. Tapi nggak setiap hari sih. Pantesan dia jadi suka susah tidur, jangan-jangan gara-gara itu ya. Terima kasih infonya mbak. Sangat bermanfaat :)
ReplyDelete