Monday 9 March 2020

Bagaimana Cara Menumbuhkan Rasa Kasih Sayang Pada Diri Anak?

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pemikiran tentang kasih sayang sekarang mulai mengalami pergeseran arti, banyak anak-anak menganggap kasih sayang itu dinilai dari meteri. Sering anak mengangap bahwa orang tua sayang terhadapnya apabila apa yang  diinginkan dipenuhi. Ini yang sekarang aku alami pada anak sulungku. Perih rasanya hati ini saat dia melontarakan kalimat "Ibu jahat gak mau belikan aku bla bla bla (Someting he want, makanan, ice cream, mainan atau keinginan lain yang dia kehendaki)". Disitu aku benar-benar merasa jadi ibu yang jahat, bukan karena gak mampu menuruti keinginannya tetapi kenapa aku belum bisa mendidik anakku menjadi anak yang pandai berterimakasih dan bersyukur padahal selama ini tidak kurang-kurang aku memenuhi kebutuhannya.


Hati ini tambah terkoyak saat membaca berita tentang anak ABG di Jakarta Pusat yang masih berusia 15 tahun sudah terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap seorang anak balita. Anak yang terbiasa berprestasi, memiliki karakter pendiam tetapi punya hasrat untuk membunuh demi mendapat suatu titik kepuasan. Media selalu memberitakan bagaimana kesedihan orang tua korban dan sedikit sekali yang menyoroti bagaimana perasaan orang tua pelaku. Aku tidak bisa bayangkan bagaimana perasaan dan emosi kedua orang tua pelaku melihat anaknya tega melakukan tindakan sekeji itu terhadap orang dekat yang ada disekitarnya.  Mereka tentu saja merasa sangat gagal mendidik anaknya. Mereka hancur dengan perasaan berdosa, bersalah, malu dan perasaan tidak berguna sebagai orang tua.


Membentuk karakter anak  sesuai dengan nilai dan norma adalah sebuah PR orang tua yang tiada habisnya. Apalagi di era globalisasi yang telah banyak membawa perubahan sosial mau tidak mau menjadikan tugas kita sebagai orang tua semakin berat. Kita sendiri harus belajar lagi untuk menyesuaikan dengan perkembangan, belum juga memahami apa yang kita pelajari tetapi harus menyampaikannya dengan baik kepada anak-anak kita. Bukankah itu pekerjaan yang sulit?

Sekarang anak-anak bebas berkelana kemanapun meskipun kita melihat mereka meringkuk di atas sofa ruang tamu, mereka yang mengaku anak rebahan itu ternyata pikirannya sudah sampai di belahan dunia manapun. Ya, semua itu berkat kecanggihan teknologi. Aku tidak pernah menganggap bahwa teknologi adalah disruption bagi pendidikan keluarga tetapi menjadi tantangan besar yang harus kita kendalikan sehingga dapat memberikan manfaat yang baik untuk perkembangan anak-anak kita.

Kembali lagi kepada kasus pembunuhan oleh anak ABG 15 tahun di atas, apakah semuanya adalah kesalahan anak itu sendiri atau justru kedua orang tuanya? Miris sekali ketika kubilang orang tua memberikan andil terbesar dalam membentuk karakter anak. Bagaimana seorang anak kemudian tumbuh menjadi sosok yang kejam, tidak punya belas kasihan bahkan kehilangan rasa kasih sayang. Kemudian bagaimana cara kita untuk menumbuhkan rasa kasih sayang itu pada diri anak-anak kita sehingga mereka dapat tumbuh menjadi orang yang penuh cinta? Aku sendiri tidak bisa berbicara banyak karena masih berada dalam tahap belajar dan berjuang membangun karakter itu kepada anak-anakku di rumah ataupun anak-anakku di sekolah tempatku mengajar.

Hal pertama yang selalu aku tekankan, aku ulang-ulang adalah mengajak anak-anak untuk menghargai sesama. Tidak hanya menghargai secara vertikal yang artinya cukup orang yang lebih dewasa, orang yang lebih berkuasa yang kita hargai tetapi kepada siapapun meskipun mereka adalah orang-orang yang usia atau statusnya dibawah kita. Lebih-lebih terhadap sesama manusia, kasih sayang kepada alam dan makhluk selain manusiapun harus ditumbuhkan. Misalkan merawat tanaman, mencintai binatang, mengajarkan anak untuk tidak buang sampah sembarangan karena hal tersebut bisa merusak lingkungan. Oh iya di kasus anak ABG itu juga ada yang memberitakan bahwa dia gemar sekali melakukan perbuatan sadis kepada binatang, melempar kucing dari lantai 2 dan lain sebagainya. Itulah mengapa rasa kasih sayang harus dipupuk sejak dini termasuk menyayangi binatang. Binatang juga bagian dari alam semesta dan selayaknya kita hidup berdampingan tanpa saling menyakiti.

Kedua berusaha memberikan perhatian sederhana untuk menunjukkan rasa kasih sayang orang tua kepada anak. Kita bisa memberikan apresiasi atau reward kecil atas setiap usaha baik yang telah dilakukan anak sehingga mereka bisa terpacu untuk selalu berbuat baik. Pemberian reward inipun juga disesuaikan porsinya, jangan sampai anak justru selalu berharap mendapatkan imbalan atas apa yang telah dilakukannya. Hal ini justru akan membentuk anak materialistis yang selalu mengharapkan imbalan.

Ketiga, selalu menunjukan wujud kasih sayang di depan mereka. Contoh kecilnya adalah dengan selalu membiasakan berjabat tangan saat akan berangkat atau pulang dari bepergian.  Sering menunjukan cinta dengan mengucap "Aku sayang........" serta berkata lembut kepada siapapun.

Keempat, aku mulai mengajak anak-anak untuk melakukan wisata atau kunjungan ke tempat-tempat yang tidak biasa, misalnya mengalihkan kebiasaan jalan-jalan ke mall kemudian sekali-kali diajak ke daerah pedesaan dengan rutinitas kerja yang lebih keras. Bisa juga mengajak ke panti asuhan dan tempat-tempat dimana orang atau anak yang kurang beruntung dari pada anak kita berkumpul sehingga dapat menumbuhkan rasa simpati, empati dan rasa bersyukur.

Kelima, ini paling penting untuk diperhatikan oleh setiap orang tua yaitu bagaimana perilaku anak dalam menggunakan teknologi khususnya gadget. Mau tidak mau orang tua harus masuk ke dalam dunia yang disukai anak-anak. Game misalnya, orang tua juga harus mampu memanfaatkan fasilitas game sebagai media belajar bagi anak-anak bukan sekedar sebagai tempat main-main yang nantinya akan membunuh karakter baik anak itu secara perlahan-lahan. Atau yang mungkin sudah punya anak remaja cewek yang mulai menyukai film-film drama macam drama korea, baca-baca novel online seperti wattpad, webtoon dan lain sebagainya. Kita sebagai orang tua harus tau apa yang mereka mainkan dan mereka baca biar bisa menilai itu pantas gak buat anak-anak seusianya.

Sebagai orang tua, kita selalu berdoa agar dimampukan mendidik anak-anak yang berakhlak mulia dan memiliki rasa kasih sayang yang tinggi dengan sesama dan lingkungan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

5 comments:

  1. Aku suka pemikiran mbak yang ngga langsung menyalahkan. Melainkan menjadi introspeksi diri.

    Mau bagaimanapun sekolah pertama seorang anak itu ialah dari orang tua terutama seorang ibu. Semoga gak ada lagi kejadian seperti ini

    Dan buat mbaknya semangat ya dalam mendidik, menempa karakter anak. Caranya? Dengan kelembutan. Tidak membentak. Efektif banget soalnya aku dah liat dari anak kakak sepupuku.

    Yah jadi pembelajaran lah buat aku yang nanti juga punya anak padahal sekarang nikah aja belum 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih sudah mampir mas, semoga kelak bisa menjadi pendidik yg baik terutama untuk anak masing2

      Delete

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan pesan, senang dapat sharing dengan Anda :)