Friday 20 October 2017

Thanks Sudah Rela Melakukan Ini Untukku, Ayah Atok !

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sebelumnya aku kasih tau dulu ya, kalau pada tulisan ini aku hanya akan sekedar curhat. So, buat teman-teman pembaca yang tidak level dengan bacaan yang isinya remeh temeh begini silahkan klik tombol Ctrl + W atau scroll ke postingan lain di blog ini yang mungkin bisa diambil manfaatnya hehehe. 


Aku tuh orangnya keras kepala, tetapi sangat sensitif. Hal-hal kecil yang dilakukan suami bisa saja membuatku bahagia bukan main tapi juga bisa bikin aku begitu sakit hati. Padahal sebenarnya hal-hal yang dilakukannya tuh sepele banget, bahkan mungkin dia tidak nyadar kalau udah bikin aku nangis hepi atau sebaliknya bikin nangis patah hati. 

Sedangkan suami itu tipikal laki yang woles aja bawaannya. Sedang pusing mikirin masalah aja dia masih sanggup hi ha hi hi didepan orang lain. Selain itu dia juga sedikit kurang peka terhadap situasi. 

Tapi siapa sangka dengan perbedaan karakter masing-masing dari kami justru membuat kehidupan ini lebih berwarna. Kami bisa membangun kekompakan dan berusaha memahami dari sisi masing-masing yang sebenarnya sulit untuk disamakan. Alhamdulillah Allah senantiasa memberikan nikmat kerukunan dalam perjalanan rumah tangga kami sampai detik ini di tahun ke 4 pernikahan. Empat tahun memang belumlah seberapa dibandingkan dengan pasangan-pasangan diluar sana yang sudah berpuluh-puluh tahun menajalani kehidupan berumah tangga. 


Meskipun keras kepala dan sensitif aku juga mudah sekali tersipu dengan hal-hal kecil (namun manis) yang dilakukan suami. Berikut ini beberapa hal manis yang rela dilakukannya meskipun akan menjatuhkan tahtanya jika dipandang melalui paham patriarki :

Dengan senang hati membantu mengurus Rafa

Aku mah apa atuh? Bukanlah strong women yang bisa ngurusin semua urusan anak sendirian. Meskipun tidak pernah ada kesepakatan bahwa mengurus anak akan menjadi tanggung jawab berdua tetapi Alhamdulillah suami menyadari bahwa kehadirannya sangatlah dibutuhkan oleh istri dan anaknya. Terimakasih, selama ini sudah sangat pengertian bahwa mengurus anak bukanlah perkara mudah yang tidak memerlukan tenaga. Justru urusan anak akan sangat menguras energi dan pikiran dari pada sekedar setumpuk deadline di kantor. 


Alhamdulillah suami tetap optimis bisa membangun bonding yang baik dengan anak meskipun dulu pernah menerima penolakan oleh si bayi mungil diawal-awal kelahirannya. 

Mijitin tiap kali aku mengeluh pegel

Masa kehamilan ketiga ini rasanya berbeda jauh dengan kehamilan pertama dulu. Kalau sekarang rasanya aku gampang sekali limbung dan drop. Aktivitas berat sedikit saja benar-benar menguras tenaga dan bahkan bisa berakhir dengan bedrest jika dipaksakan. 

Parahnya lagi, sepanjang hari aku merasa pegal di sekujur punggung dan pinggang belakang. Sering juga nyeri dibagian perut bawah. Terpujilah wahai suami kau selalu siap siaga memijatku tiap kali aku mengeluh pegal-pegal. Apa yang dia lakukan ini sangat menenangkan hatiku, perlakuan seperti ini rasanya manis seperti sekotak coklat.

Membiarkan aku tidur lebih awal

Aku gak mau bilang kalau dia adalah suami idaman (takut ada pelakor yang ngelirik) tapi cukup baik hatilah karena tidak pernah membiarkanku kelelahan dengan berbagai pekerjaan rumah. Membiarkanku tidur lebih awal sebelum dirinya beranjak tidur bukan lagi menjadi hal yang aneh bagi kami. Itu sudah biasa, apalagi masa kehamilan kali ini aku lebih mudah lelah dan terserang kantuk, dia tetap legowo tidur telat demi membereskan cucian piring atau menemani Rafa main sampai dia minta tidur. 

Selalu bilang masakanku enak

Aku sama sekali tidak pandai masak, kalaupun masih mau masak ya rasanya bakalan setandar banget. Menu harian hanya seputar oseng-oseng, sop, capjay, nasi goreng, telur dadar, bakwan, dan tahu tempe goreng. Rasanya juga sering hambar tapi dia selalu bilang enak dan selalu memakannya. Oh God, terimkasih Engkau pertemukan dengan lelaki nriman begini. 

"Terimakasih udah dimasakin ya bu" cles rasanya tiap dengar kalimat itu dia ucapkan. Kadang-kadang kalau beruntung aku masih dilempar dengan ciuman sayang di kening.

Saat aku minta tolong, tak pernah ditolak

Semakin besar usia kehamilan ini, rasanya berat sekali untuk gerak. Apalagi saat berada pada posisi duduk lesehan kemudian akan bangkit berdiri rasanya sendi-sendi disekitar panggul mau ikutan lepas. Puji syukur suami tak pernah menolak atau membantah tiap kali aku minta tolong diambilkan sesuatu.

Tetaplah seperti ini ya suami. Tetap sehat agar bisa merawatku kala aku rapuh.


Menemaniku saat kumpul komunitas

Walaupun aku ngumpulnya sama ibu-ibu, suami tetap setia menemaniku dan tidak pernah bosan mengantarku setiap kali aku ada pertemuan dengan komunitas. Bahkan suami sering membantu menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk pertemuan/kopdar. Terpenting bagiku adalah dukungan yang selalu diberikan padaku untuk tetap menebar kebaikan dan mampu menjadi sosok yang bermanfaat terhadap sesama.

***
Terimakasih sudah memuliakan istrimu wahai suami. Semoga di tahun keempat ini kita semakin baik. Menjadi orang tua yang mampu mendidik anak-anak dijalan-Nya. Amiinn....

Happy 4th Anniversary, Ayah Atok !
21 Oktober 2013 - 21 Oktober 2017

Waalaikumsalam Wr. Wb.

3 comments:

  1. Suamiku pun walo ga romantis blassss, tp dia juga tipe yg selalu siap membantu istri :) . Mending punya suami gitu ya mba... Drpd romantis tp suka main belakang :p

    ReplyDelete
  2. Barakallah, langgeng selalu ya maak <3

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan pesan, senang dapat sharing dengan Anda :)