Tuesday 6 June 2017

Prosedur Kuretase Pada Kasus Janin Tidak Berkembang

Assalamualaikum Wr. Wb.

Banyak kasus kehamilan yang mengharuskan seorang wanita menjalani proses kuretase. Masalah yang sering ditemui antara lain adanya kehamilan kosong/ blight ovum, janin tidak berkembang dan kematian janin dalam kandungan (IUFD). Wanita yang mengalami salah satu dari ketiga masalah kehamilan tersebut biasanya disebut mengalami keguguran. 


Kuret adalah istilah populer yang dikenal masyarakat. Sedangkan dalam istilah medis, kepanjangan kuret adalah Dilatasi dan Kuretase (D&C), yaitu prosedur bedah pembukaan serviks (dilatasi) dan pemotongan jaringan yang berada di sekitar rahim (kuretase) untuk menangani penyakit pada sistem reproduksi wanita. Prosedur  ini hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis kandungan. Bagian tubuh yang menjadi objek dari tindakan kuretase adalah bagian dinding rahim atau bagian endometrium yaitu lapisan yang mengalami penebalan ketika terjadi pembuahan ovum sehingga bisa dijadikan sebagai bantalan janin, ketika tidak terjadi pembuahan dinding rahim bisa luruh menjadi darah haid. Di dalam endometrium terdapat banyak pembuluh darah dan juga bisa berpengaruh terhadap kondisi hormon wanita.

Prosedur Kuretase Pada Kasus Janin Tidak Berkembang
Saat seorang wanita harus menjalani prosedur kuretase maka dia harus menjalani beberapa rangkaian pemeriksaan dan tindakan medis. Berikut 8 (delapan) rangkaian prosedur yang dilakukan saat menjalani proses kuretase :

1. Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG dimaksudkan untuk memastikan kondisi kehamilan apakah janin berkembang atau memang benar-benar harus digugurkan. USG juga berfungsi untuk melihat kondisi rahim apakah dalam keadaan baik atau tidak sehingga proses kuretase dapat dilakukan tanpa menimbulkan efek samping maupun komplikasi apapun.

2. Pemasangan Infus

Sesuai SOP dalam Rumah Sakit maka setiap pasien yang dalam keadaan darurat harus segera dipasangkan cairan infus untuk menggantikan cairan tubuh sehingga kinerja organ-organ tubuh tetap berfungsi dengan baik. Pemberian cairan infus juga disesuikan dengan kebutuhan tubuh dan penyakit yang diderita pasien. 

Selain menggantikan cairan tubuh, pemasangan infus juga berfungsi untuk media injeksi obat sebagai terapi-terapi penyembuhan pada tahap selanjutnya.

3. Pemeriksaan Tensi dan Hemogloblin (Hb) Darah

Kedua pemeriksaan ini sangat penting untuk dilakukan sebelum proses kuretase dilakukan dengan tujuan untuk memastikan kondisi pasien sehat dan fit. Hemoglobin (Hb) darah  harus dalam keadaan normal untuk menghindari terjadinya pendarahan hebat pasca tindakan kuretase

4. Mengeluarkan Jaringan

Janin yang tidak berkembang pada dasarnya akan luruh sendiri sebelum mencapai usia 16 minggu sehingga pasien memiliki dua pilihan yaitu menunggunya luruh sendiri dengan resiko dapat mengalami pendarahan hebat jika tanpa pengawasan dokter. Pilihan kedua adalah segera dilakukan prosedur pengeluaran jaringan menggunakan obat sehingga prosedur kuretase segera dapat diselesaikan. 

Jika pasien mengambil pilihan kedua maka dokter akan memberikan obat minimal 6 jam sebelum tindakan kuretase. Sesuai pengalaman yang aku alami, pada tahapan ini dokter akan memberikan obat oral berbentuk tablet dengan aturan konsumsi diminum dan dimasukkan ke uterus. Dokter akan menunggu kurang lebih 6 jam untuk melihat reaksi dari obat tersebut, jika selama 6 jam jaringan belum keluar dokter akan menambahkan dosisnya. 

5. Delatasi

Prosedur selanjutnya yang akan dilakukan adalah dilatasi. Ini adalah proses pelebaran atau pembukaan leher rahim menggunakan obat atau yang dioleskan pada vagina, atau dengan menempatkan alat bernama laminaria yang akan menyerap cairan pada leher rahim sehingga dapat melebar. 

6. Puasa

Pasien akan diminta berpuasa selama 12 jam sebelum tindakan kuretase dengan tujuan untuk mencegah muntah parah karena obat bius memberikan efek samping mual saat mulai bereaksi didalam tubuh.

7. Pembiusan atau Anestesi 

Istilah anestesi berasal dari bahasa Yunani yang berarti hilangnya sensasi. Anestesi adalah tindakan medis pra-operasi yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin ditimbulkan selama prosedur dengan cara menghambat sinyal indera perasa menuju otak yang membuat seseorang waspada/bangun atau merasakan sesuatu. Selama dalam pengaruh obat anestesi, pasien menjadi lebih tenang, tidak merasakan sakit, atau tertidur secara paksa. Anestesi juga berguna untuk mengatur kecepatan bernapas, tekanan dan aliran darah serta denyut dan irama jantung. Saat efek anestesi hilang sinyal saraf akan kembali ke otak sehingga kesadaran dan sensasi yang dialami tubuh kembali normal.

8. Kuretase

Pasien yang sudah dibius, akan diposisikan seperti orang yang akan melahirkan. Kedua kaki akan direnggangkan ke samping. Selanjutnya dokter akan membuka vagina menggunakan alat bernama speculum, dokter akan membuka vagina kemudian melihat keadaan leher rahim. Leher rahim pasien akan ditahan atau difiksasi menggunakan klem. Proses intinya adalah  kuretase dengan menggunakan alat berupa sendok yang berukuran kecil. Sendok itu akan digunakan untuk mengeruk secara perlahan seluruh bagian dinding rahim sampai dinding rahim bersih. Proses kuret tersebut membutuhkan waktu sekitar 20 menit. 

Finally, prosedur kuretase telah lengkap dan selesai dilakukan. selanjutnya pasien akan segera tersadar kembali setelah reaksi obat bius telah hilang. Kuretase pada kehamilan trisemester pertama biasanya tidak akan memunculkan efek samping apapun kecuali kram ringan dan spoting sebagai proses akhir dari pembersihan dinding rahim.

Setelah menjalani prosedur kuretase maka pasien wajib menjalani perawatan mandiri dengan rutin mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter dan kontrol seminggu berikutnya untuk memastikan rahim telah bersih. Jika pasien berniat untuk segera melakukan program hamil maka dokter akan menyarankan untuk melakukannya setelah 2 sampai 3 kali siklus haid.

Keep Healthy Mommies !

Waalaikumsalam Wr. Wb  

13 comments:

  1. Semoga lekas sembuh ya mba. Saya jg kuretase tahun 2013 dan lucunya pakai nifas segala ya, hehehehe. semoga segera diganti.

    ReplyDelete
  2. semoga lekas sehat mba, saya juga pernah dikuret sekali :(

    ReplyDelete
  3. Wah, prosedur kuartasenya rumit juga ya. Harus wajib puasa juga ya pasiennya. Hmm, Cepat sembuh ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak prosedurnya tetep mirip sama operasi

      Delete
  4. Semoga lekas sehat kembali ya, Mbak Yeni. Prosedur yang dipaparkan lengkap. Terimakasih infonya

    ReplyDelete
  5. Ya alloh Mba, semoga sehat selalu ya ditunggu kabar gembiranyaa^^ tfs salam kenal

    ReplyDelete
  6. sudah prosedur standar operasi pasti puasa ,,

    merinding juga denger yang berhubungan dengan operasi,, :(

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan pesan, senang dapat sharing dengan Anda :)