Thursday 4 May 2017

[#2ndPregnancyJourney] Akhirnya Aku Harus Merelakannya Pergi

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dokter memintaku untuk banyak istirahat. Dokter juga memintaku agar menunda keberangkatanku ke tanah suci. Melihat perkembangan Noi (Nama yang diberikan kakak Rafa untuk calon adeknya) yang baik, sungguh menjadi pelebur segala kekecewaanku karena harus menundanya. Aku tetap bahagia dengan keputusan ini. Aku akan memenuhi perintah dokter dan cukup beristirahat dirumah demi kesehatan janinku.

Baca dulu : [#2ndPregnancyJourney] Telat Menstruasi dan Dua Garis pada Testpack


Detak jantung janin tidak terdeteksi
Aku sudah mantap untuk menunda keberangkatan Umrah tahun ini. Aku ikhlas asalkan janinku tumbuh sehat dan kelak lahir dengan selamat. Aku akan lebih bahagia tinggal di rumah dan menjaganya. Dengan keputusan itu, akhirnya aku harus mengurus beberapa administrasi untuk merefurnd tiket yang sudah aku booking sebelumnya. Ya, aku harus melampirkan surat keterangan dari dokter bahwa aku sedang hamil dan tidak dianjurkan flight karena beresiko tinggi terhadap keguguran. Hari itu aku putuskan untuk menemui salah satu dokter spog terdekat di Rumah Sakit C untuk meminta membuatkan surat tersebut. Aku kembali menjalani prosedur periksa di Obgyn mulai dari pendaftaran sampai pada akhirnya melakukan pemeriksaan USG untuk kesekian kalinya. Dan yang terlihat di latar USG sungguh meremukkan hati kami.

Baca lagi : [#2ndPregnancyJourney] Flek dan Vaginal Bleeding Pada Minggu Ke-5


Dokter kesulitan menemukan detak jantung janin. Bahkan dokter sudah meninggikan volume dopplernya tapi detak jantung yang dicaripun tak kunjung terdengar. Pertanda apa ini ya Allah? Nafasku mulai tak karuan, mataku mulai sembab dan aku sedikit jadi lunglai.

Dokter kemudian memintaku beranjak dan mempersilahkan duduk kembali di depannya. Kami ngobrol sebentar dan dokterpun menjelaskan kondisiku. Harusnya seusia ini detak jantung janin sudah terlihat lebih jelas karena pada prinsipnya detak jantung janin sudah dapat terdeteksi mulai usia kehamilan 6 minggu. Akupun bertanya, apa yang sebenarnya terjadi pada janinku dan kenapa bisa seperti itu padahal dikehamilan pertama semua baik-baik saja. Dokter menjelaskan panjang lebar tapi entahlah tak semua dapat aku pahami. Sedikit yang masih kuingat bahwa kasus seperti ini dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah adanya virus/infeksi di tubuh sang ibu, kelaian kromosom atau karena efek pendarahan yang pernah terjadi diawal kehamilan.

Baca juga : [#2ndPregnancyJourney] Mukjizat Di Tengah Vonis Blighted Ovum


Sesuai dengan etika kedokteran bahwa dokter harus mempunya dasar yang pasti dalam sebuah diagnosis atas pasiennya, dokterpun memberikan waktu seminggu lagi untuk observasi dahulu. Kami hanya mengangguk meskipun hati kami hancur. Aku percaya ini adalah kehendak sang pemberi kehidupan. Aku percaya inilah yang terbaik bagiku dan keluargaku.

Finally, seminggu kemudian aku kembali menemui dokter di klinik tempatnya praktek dengan alasan alat USG lebih canggih dari pada yang ada di Rumah Sakit C. Dokter ingin memastikan kondisi janinku masih bisa berkembang atau tidak sebelum menegakkan doagnosanya.

Benar saja setelah seminggu aku menunggu dengan penuh harap Noi bisa berkembang dan memperlihatkan detak jantungnya kepada kami ternyata tidak ada perubahan. Kondisi dan ukurannya masih sama dengan seminggu yang lalu artinya dia sudah tidak berkembang. Dokter bilang janinku sudah meninggal.

Dokter memberikan dua pilihan kepada kami. Membiarkannya menunggu 2 minggi lagi sampai pada akhirnya tubuhku merespon untuk mengelurkan sendiri janinku dengan resiko pendarahan yang lebih berat atau langsung saja dilakukan kuretase.

Pilihan kedualah yang menurut dokter terbaik bagi kami. Saat tulisan ini publish mungkin aku sedang berbaring diruang operasi, mungkin dokter anestesi sedang memasukkan obat bius ketubuhku agar aku terlupa sejenak atau mungkin dokter spog sudah mulai memberihkan sisa2 jaringan kehamilan di rahimku. I don't know semoga Allah menyelematkanku.


Waalaikumsalam Wr. Wb.

8 comments:

  1. Maj Yenni, peluk... Semangat, kuat, ikhlas ya makkk

    ReplyDelete
  2. Ya Allah, Kakk.. Kuat kuat.. Yang sabar yang ikhlas.. Akan ada pengganti yang lebih baik

    ReplyDelete
  3. Innalillahi wainnaillaihirojiun. Yang sabar ya Mb Yeni, turut berduka cita sedalam2nya

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan pesan, senang dapat sharing dengan Anda :)