Wednesday 8 February 2017

Mempunyai Pasangan Belasan Tahun Lebih Tua, Inilah 5 Trik Yang Aku Jalani Agar Pernikahan Selalu Harmonis

Assalamualaikum Wr. Wb.

Ehm, ceritanya aku mau menulis tentang sebuah relationship nih, biar kaya acara Golden Ways yang 'Super' banget itu loh. Siapa tau rantingnya bisa melejit lagi hahahahha

Ada-ada aja nih aku, but serius koq mau sharing sedikit cerita tentang relationshipku  meskipun sebenarnya aku juga belum begitu berpengalaman. Secara usia pernikahanku juga belum ada separuh windu, tapi gak papalah ya (please jangan dilempar bata). And than sebagian isi dari tulisan ini mungkin akan bersifat subyektif dan lebih banyak bersumber dari sudut pandang aku pribadi. 
Yes, ini adalah pengalaman pribadiku, dimana aku yang saat ini berdampingan dengan seorang lelaki yang lebih tua dariku. Loh bukannya wajar ya menjalin hubungan dengan lelaki yang lebih tua ? Bukankah idealnya menikah itu adalah bersama lelaki yang usianya lebih tua dari wanita karena lelaki adalah sosok pemimpin dalam bahtera rumah tangga. Dan logikanya dengan usia yang matang maka lelaki itu dianggap bisa menjadi pemimpin yang baik dan bersifat dewasa. 

Saat seorang wanita mempunyai pasangan dengan jarak usia 1 sampai 5 tahun diatasnya, jarang ada yang mempertanyakan alasan kenapa kemudian mereka memutuskan untuk menikah. Tapi... saat rentang usia itu adalah belasan tahun terkadang sering muncul pertanyaan  bagaimana cara mereka menjaga hubungannya tetap harmonis dan tidak membosankan secara mereka terlahir dimasa yang berbeda dan otomatis cara pikir merekapun akan jauh berbeda. 

Well, menyatukan dua manusia itu bukanlah hal yang mudah tapi percayalah semua akan berjalan dengan baik jika keduanya mengesampingkan egonya masing-masing dan bersama-sama untuk saling memahami. Bukan berarti pula bahwa hidup bersama pasangan dengan rentang usia belasan tahun akan membosankan. 

5 Trik Agar Pernikahan Selalu Harmonis :

1. Yakin Atas Pilihan

Kunci utama dalam menjalin hubungan dengan seseorang adalah keyakinan. Yakin bahwa dialah jodoh yang dikirim Tuhan untuk menemani hidup kita. Dari awal kita harus memiliki komitmen dan yakin bahwa dia adalah sosok lelaki yang kita harapkan. Bukan hanya karena dia baik, suka memberikan hadiah apalagi hanya karena hal materi. 

Yakin bahwa dia akan menjadi teman hidup yang akan memberikan kebahagiaan. Nah, jika kita sudah memiliki keyakinan seperti itu meskipun terpaut oleh usia yang jauh maka hubungan Insyallah akan tetap langgeng meskipun banyak perbedaan di antara kita dan pasangan. 

2. Tidak Perlu Malu dan Mendengarkan Cemooh

Yes, malu adalah sumber masalah yang justru akan merusak keharmonisan keluarga kita. 

Biasanya orang yang memiliki pasangan dengan rentang  usia belasan selalu malu dan minder terhadap teman-teman sebayanya. Saat sedang hangout  dan ngobrol tentang suami tak perlulah enggan menyebut usia pasangan kita, buat apa coba ditutupi. Banyak loh nilai plus dari pasangan yang seharusnya meleburkan perasaan malu itu. 

Dan kalaupun ada yang mempertanyakan ketulusan si wanita, kenapa mau-maunya menikah dengan 'om-om' atau sebaliknya "Suamimu fedofelia? mau-maunya sama belia?" tak perlu didengar dan anggap saja angin lalu.

Intinya jika menginginkan pernikahan tetap langgeng maka kita harus mengubur dalam-dalam perasaan malu itu. Jangan menganggap bahwa hanya diri kita yang memiliki pasangan dengan usia yang lebih tua, banyak orang diluar sana yang seperti kita  bahkan usia mereka terpaut sangat jauh dan ajaibnya mereka terlihat serasi dan harmonis. Percaya dirilah dan anggap semuanya atas dasar cinta bersama  pasangan. Buanglah semua pikiran negatif yang selalu menghantui. 

3. Komunikasi

Komunikasi amatlah penting dalam hubungan suami istri. Jika terlahir sebagai wanita yang introvert macam aku ini maka mulailah untuk terbuka terutama terhadap pasangan. Hmmm aku adalah tipe wanita yang susah untuk berbicara bahkan sering memendam sendiri atas sebuah perasaan tapi aku mencoba mulai memperbaiki diri. Dulu di awal-awal pernikahan aku masih sering pilu menahan sebuah rasa sendirian, menangis dibalik bantal ketika menghadapi sebuah masalah. Lalu kemana suamiku? Dia ada, dia selalu disampingku tapi diapun tak tahu harus berbuat apa. Aku tahu dia jadi serba salah saat aku diam. Aku telah menjadi istrinya tapi masih saja mulutku kaku saat dimintanya jujur tentang apa yang membuatku kehilangan senyuman. 

Kala itu satu-satu cara agar aku bisa menyampaikan dan menumpahkan isi pikiran adalah melalui secarik kertas. Konyol bukan? Iya itu dulu, aku sering mengirim surat kepada suamiku padahal tiap malam dia tidur disebelahku. 

Semua itu bukan berarti aku tidak mau terbuka, hanya saja aku butuh proses. Finally sedikit demi sedikit aku mulai berani bicara, mencoba terbuka dan mengkomunikasikan semuanya kepada suamiku. Yah, sekarang aku merasakan betapa komunikasi yang baik itu adalah pondasi keharmonisan dalam hubungan kami. Aku lebih percaya diri mendiskusikan segala permasalahan yang ada. 

Usia terpaut sebelas tahun dan aku tetap didengar. Komunikasi yang baik pula yang memberikan batasan kepada suamiku untuk tidak bersikap otoriter terhadapku. Dia tau aku butuh didengar, dia tahu aku punya solusi masalah yang patut dipertimbangkan, dan dia memperlakukanku dengan baik, bukan seperti robot yang terpusat pada perintahnya. 

4. Coba Berpikir dari Sudut Pandang Pasangan

Merasa benar ? Yah yang namanya wanita terkadang egonya masih terlalu tinggi dan menganggap dirinya selalu benar. Tapi aku mencoba untuk berpikir dari sudut pandang suami. Dengan usianya yang lebih dewasa dia mungkin juga mempunyai pemikiran yang lebih matang. 

Misalkan apabila kita cenderung suka pergi kumpul-kumpul serta bersenang-senang dengan teman-teman, sementara pasangan lebih menyukai sesuatu yang bersifat tertutup dan serius, maka hal tersebut akan menjadi masalah yang besar jika kita menanggapinya dengan salah. Cobalah berpikir positif mungkin suami lebih mempertimbangan untuk bersama atau familly time dari pada sekedar keluar dengan teman-teman. Atau bisa jadi suami memilih menghindari acara ngosip yang sering terjadi saat ngumpul bersama teman-teman. 

5. Jaga Penampilan

Ini berlaku untuk keduanya ya, jangan sampai kita mengesampingkan penampilan. Ini sepele tapi memberikan pengaruh besar terhadap mood kita. Intinya aku hanya mau kasih saran, meskipun suami lahir ditahun 70an tak perlulah kita terseret pada style wanita 70an karena itu justru akan membuat kita terlihat lebih tua dari pasangan kita yang sebenarnya sebelas tahun diatas kita. Lelaki adalah makhluk visual mereka sering melihat wanita dari sisi penampilan sedangkan tugas kita adalah melihat pandangannya nyaman saat tertuju kepada kita. Iya kita, istrinya........

Yeahhh, itulah sedikitnya 5 trik yang aku terapkan untuk menjaga keharmonisan dan mencegah kebosanan dalam sebuah hubungan pernikahan yang terpaut usia sebelas tahun. Itu hanyalah secuil usaha dan masih banyak lagi usaha yang harus kita tempuh. Pernikahan dengan rentang usia belasan ataupun pernikahan seusia semuanya butuh perjuangan. Terpenting lagi adalah doa. Semoga Tuhan menjadikan pernikahan kita awet dan langgeng dunia akhirat. Amiin...

Waalaikumsalam Wr. Wb.

7 comments:

  1. Uti komen pertama nih..
    Cz uti beda sebelas tahun sama akung.
    Happy aja dan g minder

    ReplyDelete
  2. wah sama nih sebelas tahun juga

    ReplyDelete
  3. Bpk sm ibuku wkt menikah lg masing2 jaraknya 15th dg pasangan yg baru maakk..

    ReplyDelete
  4. Kuncinya ada pd rasa nyaman sih kalau yg kuliat dr tememku yg suaminya jauh lebih tua.
    Kalau udah nyaman, yg lain ngikut deh.

    ReplyDelete
  5. Kayaknya nanti wanita bisa ngimbangin yg lakik ya mbaaa meski usianya jauh

    ReplyDelete
  6. Berkaca smaa bapakku yg usianya beda 10 tahun sama ibu, bapak lbh bnyk ngalah. Lah aku beda 6 bulan sama suamiku yg ada ribut mulu wkwkwk ..krn smaa2 ga mau ngalah wkwk

    ReplyDelete
  7. Mbak Yeni, please repost yang ini di RM ya :D
    Makasihhhh.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan pesan, senang dapat sharing dengan Anda :)