Friday 29 April 2016

Mengatur Pola Tidur Bayi dan Balita

April 29, 2016 1
Assalamualaikum Wr. Wb.

Haiii mom and dady yang lagi happy punya new born baby atau yang sudah punya balita aktif.....  Aku yakin semua orang tua disini pasti pernah mengalami masa dimana mesti BERGADANG setiap malam diawal-awal punya bayi, dan itu wajar dialamai oleh semua orang tua karena pada dasarnya bayi yang baru lahir belum memiliki pola tidur yang teratur. Dia baru saja beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga kebiasaan saat didalam rahim masih terbawa sampai lahir dimana alam rahim tidak mengenal siang dan malam yang mana siang adalah waktunya beraktivitas dan malam adalah saatnya beristirahat (tidur). Bayi yang baru lahir (usia 0-3 bulan) memiliki waktu tidur yang panjang yaitu 16-18 jam terbagi baik waktu pagi, siang, sore maupun malam. Dalam 24 jam bayi baru lahir memiliki 4-6 jam waktu terjaga dan sebagian besar bayi akan terjaga saat malam hari bahkan tengah malam. Jadi tidak jarang kita temui new be parent akan punya mata panda hehehe....

Sedikit share pengalaman saya dalam menyesuaikan dan mengatur pola tidur Rafa dari awal kelahirannya sampai saat ini. Diawal kelahirannya sama seperti bayi pada umumnya, dia lebih sering tidur disiang hari bahkan saya harus membangunkannya untuk menyusui setiap 2 jam sekali. Sementara dimalam hari dia justru terjaga dijam-jam orang dewasa tertidur lelap yaitu antara pukul 23:00 sampai menjelang subuh. Kondisi seperti itu terus berlangsung hingga kira-kira dia berusia 1.5 bulan. Dalam rentang waktu itu saya tetap berusaha mengatur pola tidurnya agar terbiasa lebih terlelap di malam hari dan terjaga diwaktu siang. Beranjak usia 2 bulan dia sudah mampu mengikuti pola tidur yang saya biasakan yaitu 3 kali tidur disiang hari dan tidur sepanjang malam (dimalam hari bangun hanya untuk ngASI). 

Siang hari dia akan tidur 3 kali yaitu berkisar pukul 08:00, 12:00, dan 15:00 dengan lama tidur kurang lebih 2-2.5 jam setiap sesi. Sementara di malam hari dia tidur mulai pukul 20:00 sampai pukul 05:00 dan terbangun sekitar 2 atau 3 kali untuk menyusu. Menjelang usia 6 bulan tidur siangnya sudah berubah menjadi 2 kali biasanya dipagi dan siang hari, untuk malamnya tetap sama. Kondisi ini berlangsung sampai sekarang hanya saja waktu sekali tidur disiang hari tidak lagi lebih dari 2 jam.

Menerapkan lampu tidur dimalam hari

Membiarkan cahaya terang masuk kekamar di waktu siang
Berikut beberapa tips yang mungkin bisa momi terapkan untuk mengatur pola tidur bayi :
  1. Lebih sering diajak beraktivitas dising hari dengan mengajaknya bermain.
  2. Memberikan ASI menjelang bayi tidur malam atau memberikan MPASI mendekati waktu tidur malam. Ini akan membantunya terlelap tidur dan akan terbiasa dengan polanya.
  3. Ajak bermain di ruangan yang terang diwaktu siang hari. Bahkan saat tidur siangpun tetap berada di kamar yang terang atau membuka tirai jendela agar cahaya masuk.
  4. Matikan lampu atau gunakan lampu tidur dimalam hari agar dia mengenal perbedaan siang dan malam. Bayi  akan menyesuaikan diri, kapan waktu tidur dan sebaliknya.
  5. Nyalakan lampu ketika pagi tiba, misalnya dia mulai terbangun pukul 05:00 pagi, Ibu bisa menyalakan lampu dan membiasakannya untuk bangun di jam yang sama
  6. Biasakan membersihkan bayi/balita saat akan tidur (mencuci tangan & kaki, gosok gigi dan mengganti pakaian dengan baju tidur yang nyaman serta jangan lupa mengganti diapersnya)
  7. Bacakan dongeng dan doa sebelum tidur menjelang tidur malam.
Nah demikian tips yang dapat saya share. Semoga bisa bermanfaat :)

Waalaikumsalam Wr. Wb.

Thursday 28 April 2016

Pentingnya Menjaga Jarak Kehamilan

April 28, 2016 2
Assalamualaikum Wr. Wb.

Belakangan ini, setiap pergi bersama Rafa dan ketemu rekan atau saudara sering banyak yang bilang "Wah Rafa sudah besar ya" dan ujung-ujungnya akan tanya juga "Kapan nih punya adek?" Sebenarnya pengen sih segera ngasih adek buat Rafa (maunya ntar adenya cewek) mengingat juga umur suami yang sudah tidak tergolong muda lagi (hihihi maaf ya yah aku gak bilang tua lohhhh). Apalagi banyak teman-teman yang anak pertamanya masih belasan bulan sudah hamil atau bahkan sudah melahirkan anak kedua. Tapi.... Setelah dipikir matang-matang dan dipertimbangkan, saya memilih untuk menundanya dulu agar ada jarak yang ideal antara kakak dan adik.

Rafa saat main dirumah eyang budhe Pacitan
Anak berhak mendapatkan ASI minimal 2 tahun
Sebenarnya saya tidak seideal itu sih, tapi melihat perkembangan Rafa sekarang saya jadi tidak kepikiran lagi untuk buru-buru hamil. Saya kuatir jika hamil lagi sementara Rafa belum disapih akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Otomatis produksi ASI akan menyusut jika ibu sedang hamil bahkan akan berhenti berproduksi, sementara ada beberapa ibu hamil yang tidak diperbolehkan menyusui karena akan membahayakan kondisi janin. Padahal saat ini Rafa masih seneng-senengnya nyusu (nenen is number one pokoknya). Jadi kalo Allah mengijinkan sebelum Rafa 2 tahun jangan hamil dulu lah.

Pola Asuh dan mendidik anak
Banyak yang beranggapan punya anak-anak lahir jarak dekan lebih enak dikemudian hari alasanya "sekalian repotnya".  Sebenarnya ada betunya juga sih, tapi menurut saya mau punya anak kapanpun pasti ada saatnya kita merasa kerepotan. Saya menyadari kondisi saya, bukanlah seorang wonder women yang bisa multitasking semua pekerjaan termasuk mengurus anak-anak kecil berbarengan (ngurus Rafa aja kadang kuwalahan). Saya masih kepengen fokus mendidik Rafa sampai minimal dia paham siapa dirinya jika kelak harus menjadi seorang kakak. Saya ingin fokus mencurahkan kasih sayang dan perhatian kepadanya. Selain itu saya juga memikirkan bagaimana pengasuhan Rafa beserta anak kedua nanti jika mereka masih sama-sama kecil sementara saya adalah ibu bekerja dari pagi hingga sore. Masa iya kakak adik mau saya titipkan di daycare. Saya juga tipe orang yang mudah sungkan jika menitipkan anak kepada orang tua, masa iya orang tua saya yang semakin rapuh menua mau dititipi dua balita selain itu ibu saya juga tinggal jauh dari kami. Saat ini memang saya tinggal dengan ibu mertua tapi tidak mungkin saya akan menambah kerepotannya dengan kehadiran cucu lagi dalam waktu dekat ini, ibu mertua saja sering setres dan jerit-jerit tiap melihat polah Rafa yang petakhilan.

Menjaga kesehatan anak dan ibu
Idelanya jarak kehamilan adalah antara 2-5 tahun, manfaatnya untuk ibu adalah mengurangi resiko kekurangan gizi atau anemia akut dan terlalu kelelahan karena masih harus mengurus si kakak kecil yang tentu saja membutuhkan tenaga ekstra sehingga berakibat pada resiko strees pada masa kehamilan. Sementara untuk bayi akan menghindari lahir dengan berat badan kurang. Selain itu dua tahun memungkinkan untuk mempersiapkan ASI. Dengan persiapan ASI maka akan berpengaruh positif bagi kesehatan dan kecerdasan, sedangkan jika merencanakan kehamilan terlalu dekat maka akan berdampak pada kurangnya nutrisi dari ASI pada si kakak dan si adik selanjutnya.

Menghindari kecemburuan pada anak pertama 
Setiap anak pasti berbeda-beda, ada sebagian yang mudah diberi pemahaman atas hadirnya seorang adik tapi ada juga sebagian anak yang jadi tantrum dan marah saat ibunya berdekatan dengan anak lain meskipun itu adiknya sendiri karena mungkin mereka belum bisa mengerti statusnya sebagai seorang kakak. Dengan menunda kehamilan sampai anak pertama bisa diajak komunikasi akan menghindari munculnya rasa cemburu  karena kasih sayang orang tuanya terbagi kepada adiknya. Beberapa kali mendapati keponakan atau anak saudara yang umurnya sudah diatas 2 tahun saja jadi tantrum saat bundanya menggendong Rafa atau bayi lain, bahkan aku sendiri pernah mengalami cemburu yang luar biasa sampai tidak mau melihat adik saya saat masih kecil padahal saat itu jarak lahir antara saya dan adek saya sudah hampir 5 tahun. Kesimpulannya saya harus memberikan pemahaman betul dan bertanya kepada Rafa "Mau gak kakak kalo punya adek?" hehehe sebelum memutuskan melepas KB dan mulai program hamil (iya program hamil karena memang secara medis saya tergolong tidak mudah hamil).

Sayang dengan IUD saya
Alasan yang ini memang terlihat egois sih tapi  memang kenyataannya saat ini saya sedang menggunakan KB IUD atau sering disebut dengan KB Spiral dengan masa 8 tahun. Waktu itu selepas masa nifas saya langsung memasang IUD jadi sampai sekarang masa aktifnya baru terpakai kurang lebih 14 bulan. Masih sayang kalau mau dilepas kan baru dipakai sebentar, belum lagi bayangin proses pemasangannya dulu sampai dibela-belain pendarahan. Masih trauma mau lepas sekarang.

Demikianlah kira-kira jawaban saya bagi rekan dan saudara yang sering nyeletuk kapan rafa mau punya adek?

Waalaikumsalam Wr. Wb.

Monday 25 April 2016

ART Vs Day care

April 25, 2016 0
Assalamualaikum Wr. Wb.

Akhir-akhir ini saya sedang galau memikirkan nasib si anak,  mau dikemanain nih bayi ? (macam ibu yang mau buang bayi hasil hubungan gelap aja wkwkwkwk.......... )


Seminggu yang lalu ART yang biasa mengasuh Rafa tiba-tiba pamitan mau berhenti bekerja, alasannya sudah capek momong. Memang sih Rafa tipe anak yang super aktif dan terlampau eksploratif dengan hal-hal baru bahkan jika punya kemauan dia susah dialihkan. Akhir-akhir ini Rafa juga saya akui lebih susah perawatannya, makan susah, minum susu juga gak mau. ASIP yang biasa dari bayi dia minum sekarangpun juga ditolak, kadang-kadang mau tapi dengan catatan tanpa media dot (bisa pakai sedotan, gelas, atau disendoki). Ditambah lagi Rafa menolak semua jenis susu tambahan, saya sudah mencoba memberinya beberapa merk sufor dan UHT hasilnya nihil, dia hanya mau mencicipi saja dan tidak menyukainya. Hiks gak tau harus sedih atau seneng. Pernah saya memberikan suplemen makanan karena Rafa susah makan, saya mencoba memberinya merk Pedi*sure awalnya mau tapi sekarang benar-benar menolak, lalu saya ganti dengan merk Bebel*c habis 60 ml dan saya lihat reaksinya kurang bagus, dia jadi sering pup dan pupnya lebih lembek tidak seperti biasa akhirnya saya stop. Saran bumer suruh ngasih S*M Eksplor seperti sepupu-sepupunya yang lain, akupun nurut dan membelikannya, masih sama Rafa tetap menolaknya. Jadi dirumah ada stok beberapa merk sufor mau diapain coba? Beli mahal-mahal gak disentuh sama sekali. UHT juga pernah saya coba awalnya suka habis setengah kotak kecil tapi sekarang sudah gak mau lagi kalo dikasih malah dibuat mainan. Saya sudah putus asa memberinya susu tambahan, akhirnya bertahan dengan tetap pumping demi menghasilkan ASIP saat saya tinggal kerja namun buat mbaknya (ART) memberikan ASIP dengan media selain dot itu diakui sangat merepotkan dan  membuatnya tidak sabar. 

Selama ini, tugas ART selain mengasuh Rafa juga sebagai laundry service (mencuci dan setrika). Oh iya ART saya tidak menginap jadi dia datang jam 07:00 pagi dan pulang jam 16:00. Biasanya sebelum mbaknya datang saya sudah selesai menyuapi sarapan dan kadang-kadang sudah memadikannya jadi saat dia datang tinggal menemani main dan menidurkannya, setelah Rafa tidur bisa ditinggal mencuci atau setrika. Saya akui mbaknya memang lumayan tlaten dalam menyuapi makan dan memberi camilan buah atau biskuit. Namun mbkanya yang ini punya karakter pendiam jadi Rafa jarang diajak ngobrol jadi lebih sering diajak nonton TV kalau anaknya sudah mulai bosan main dan mulai cranky.

Minggu kemaren suami kebetulan lagi tugas keluar dan mbaknya baru pamitan mau resign setelah suami pulang. Mendengar hal itu akhirnya saya dan suami berinisiatif mencari Preschool & Day Care. Ketemulah dengan KB & RA Permata Hati di daerah Jebres, masih satu Kecamatan dengan tempat tinggal kita. Rafa diperbolehkan mulai masuk di awal bulan Mei nanti, jadi saat ini saya masih ada kesempatan untuk memantapkan hati dan berusaha ikhlas. Dan yang terpenting adalah menyiapkan untuk Senin nanti dia mulai masuk sekolah terutama bekal. Sejauh ini saya dan suami mantap untuk menitipkan Rafa di day care dengan berbagai pertimbangan. Dulu saat saya mulai masuk kerja sehabis cuti dan belum mendapat pengasuh juga pernah menitipkan Rafa di TPA Instansi saya bekerja selama kurang lebih sebulan. Waktu itu Rafa masih bayi dan masih ASI Eksklusif jadi kalau pagi tidak serepot sekarang yang mesti menyiapkan sarapan dan menyuapi ditambah lagi kalo anaknya lagi kurang mood makan, sesi makan bisa jadi hampir sejam.  Hal itulah yang membuat saya galau, apakah bundanya nanti bisa setlaten mbaknya dalam hal menyuapi makan sementara di day care satu bunda mengasuh 3 balita.

Mulailah saya browsing-browsing tentang kelebihan dan kekurangan menitipkan anak di day care demi memantapkan hati dan mengurangi perasaan galau saya. Berikut hasil browsing yang saya kaitkan dengan kondisi Rafa saat ini :

Lokasi. Day care yang saya pilih kali ini masih dekat dengan rumah dan yang penting juga dekat dengan kantor, sehingga bisa mengurangi jam perjalanan yang mungkin kurang baik untuk balita.

Biaya. Day care yang standart di Solo rata-rata biayanya Rp 350.000,00 - Rp 500.000,00 per bulan. Jika dibandingkan dengan ART bisa dibilang sangat-sangat lebih ngirit. Selama ini saya menggaji ART Rp 250.000,00 per minggu. Namun resikonya adalah semua pekerjaan cuci-setrika harus dikerjakan sendiri jika menitip anak di day care.

Fasilitas (Ruangan, bangunan, bundanya, media edukasi, dokter, MPASI, dll). Selain day care disitu juga diutamakan untuk sekolah Play Group dan TK. Sekolah ini memang tidak begitu lebar namun saya lihat ada halaman yang cukup untuk area bermain dan ruang kelas yang memadai. Khusus untuk day care dibuatkan satu ruangan besar dengan ventilasi yang baik dilengkapi ruang bermain dan ruang tidur serta dekat dengan kamar mandi. Sementara untuk pengasuhnya yang disini biasa dipanggil bunda, ada 4 orang untuk mengasuh 12 bayi dan balita. Mereka juga menggunakan seragam dan tidak kelihatan jorok. Sekilas juga sangat ramah. Beberapa minggu atau bulan sekali akan ada kunjungan dokter anak, dokter gigi dan THT. Terpenting adalah MPASI, berdasarkan info dari kepala sekolah untuk anak yang dititpkan di day care akan disediakan snack dan makan siang. Hanya saja untuk menunya saya belum tau persis apakah teksturnya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak atau tidak, untuk bayi dibawah 1 tahun menerapkan menu no salt & sugar atau tidak. Sore hari sebelum dijemput pulang anak juga sudah mandi.

Media Belajar. Karena di day care ini juga segedung dengan sekolah PG dan TK maka untuk media belajar anak bisa join dengan kakak-kakaknya. Ini adalah sebuah kelebihan juga karena saya tidak perlu membelikan media permainan dan belajar mahal-mahal karena di day care sudah difasilitasi.

Perkembangan Motorik dan Sosialisasi. Untuk khasus yang ini memang saya belum bisa banyak bicara karena Rafa belum masuk sekolah jadi belum bisa secara langsung melihat perkembangannya. Namun dari beberapa sharing pengalaman dari teman yang juga menitipkan anaknya di day care mengaku jika anaknya akan lebih pandai berkomunikasi. Sampai saat ini Rafa memang belum bisa ngomong bahkan jika menginginkan apa-apa dia selalu menangis. Harapan besar saya adalah ini, semoga dengan bermain bersama banyak teman sebayanya Rafa bisa cepat pandai ngomong setelah di day care.

Bismillah iklhas dan mantap semoga Rafa bisa banyak belajar di day care. Tidak cengeng dan mudah rewel lagi dan yang penting bisa gampang makan dan lebih mandiri.. Amiiin :)

Waalaikumsalam Wr. Wb.

Tuesday 19 April 2016

Catatan Mantan Calon Guru

April 19, 2016 0
Assalamualaikum Wr. Wb.

Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA) telah usai diselenggarakan pada 4-6 April 2016 dan seluruh peserta masih harus menunggu sampai tanggal 7 Mei 2016 untuk melihat hasilnya. Sedikit flashback jaman saya dulu  generasi lulusan tahun 2008, saat-saat menunggu pengumuman adalah saat-saat yang sangat mendebarkan bahkan menjadikan suasana hati jadi super duper galau. Eh jaman dulu belum populer kata galau hehehe.... Aktivitas yang kita lakukan adalah seputar doa bersama, doa bersama dan doa bersama. Berdoa mohon pertolongan Allah agar diberikan hasil terbaik atas usaha yang kita lakukan selama kurang lebih 3 tahun belajar.

Lalu kita lihat generasi sekarang ! Apakah yang mereka lakukan serupa dengan generasi kita? entahlah apa yang mempengaruhi mereka sampai puluhan wartawan menulis breaking news tentang berbagai jenis party yang mereka adakan dalam menyambut kelulusannya. Hal-hal diluar nalar mereka buat padahal mereka masih calon lulusan yang belum dinyatakan LULUS. Miris sekali rasanya melihat berbagai foto tidak selayaknya yang mereka unggah di sosial media. Mereka sepertinya tidak tahan menunggu sampai pengumuman kelulusan tanggal 7 Mei 2016 nanti untuk merayakan ritual coret-coret baju seragam dan konvoi dijalanan.

Coret-coret baju seragam dan konvoi dijalanan sepertinya dirasa masih kurang untuk memperlihatkan siapa mereka yang sedang bahagia karena telah menyelesaikan UN. Siswi-siswi nan cantik itu lebih berani lagi dalam mengundang perhatian sosial. Rok abu-abu yang memang dijahit ketat pres body itu mereka sobek sampai keatas paha (biar longgar kali ya). Sebenarnya apa yang mereka inginkan dengan tindakan sosial yang dinilai jauh dari etika baik itu? Predikat pelajar sensual kah? atau itu wujud kebebasan mereka dari belenggu UN kah?



Era digital sekarang ini memang terus menarik kita  untuk selalu posting dan share apapun aktivitas kita di sosial media, begitu juga dengan para pelajar sensual calon lulusan tadi juga memposting foto-foto aktivitas yang mereka buat untuk merayakan selesainya UN. Generasi  itu memposting foto yang tidak pantas dengan pose memperlihatkan lekuk molek tubuh khususnya bagian pantat dan dada sehingga mereka terlihat sensual dan menggoda (terkesan vulgar menurut saya)  kemudian dishare beribu pemilik akun lainnya. Tidak hanya sebatas itu, aktivitas mereka masih dilanjutkan ke yang lebih ngeri... mengarah ke perilaku seks. Naudzubillahi mindzalik....

Siapakah yang patut disalahkan dalam kasus ini?
Orang tua sebagai madasrah bagi anak-anaknya kah?
Guru sebagai pendidik formal kah?
Lingkungan kah?

Jujur sebagai orang tua, saya merasakan kekawatiran terhadap tumbuh kembang buah hati saya yang sebentar lagi akan tumbuh menjadi 1 generasi diatas mereka dengan banyak kemungkinan pengaruh.  Gaya hidup modern akan lebih mudah masuk dalam aturan orang tua-anak. Konsep aktualisasi juga kemungkinan akan lebih nyata melalui sebuah persaingan gaya hidup dan kepemilikan barang mewah. Etika, moral dan edukasi terhadap sistem reproduksi kaitannya dengan seksualitas mungkin perlu ditanamkan kepada anak oleh masing-masing orang tua sejak sedini mungkin sesuai dengan tahapan usianya. Jadi ini menjadi tantangan besar kepada ayah ibu untuk terus belajar dan belajar tentang parenting.

Lalu sebagai guru? apa peran mereka? Peran guru saat ini tidak hanya menyampaikan apa yang tertulis dalam buku teks. Dengan munculnya generasi "pelajar sensual" saat ini akan menjadi tantangan berat terhadap peran dunia pendidikan formal khususnya guru, bagaimana guru bisa menginternalisasikan budi pekerti kepada seluruh anak didiknya. Dunia pendidikan formal pada generasi ini justru seolah seperti penjara bagi peserta didiknya yang puncaknya pada UN sehingga mereka beranggapan BEBAS jika telah melampaui UN. Apakah macam ini alasan mereka ? entahlah........
Dulu saya sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Keguruan dengan harapan saya bisa mengabdi menjadi pendidik namun rejeki yang Allah berikan sekarang belum kesana. Saya tidak pernah menyesal kuliah di Keguruan meskipun sekarang saya tidak menjadi sosok guru, minimal pendidikan itu bisa saya jadikan bekal dalam mendidik anak. Jujur secara pribadi saya ragu apakah sanggup menahan gejolak emosi, malu, iba dan perasaan gagal menjadi pendidik jika saat itu saya benar-benar terjun kedalam dunia pendidikan formal. Salut kepada Bapak ibu guru di era saat ini karena sanggup menahan semua perasaan itu.

Lingkungan ? Tanpa disadari lingkungan adalah pembawa pengaruh yang cukup besar baik melalui dunia nyata maupun melalui dunia maya. Rayuan-rayuan bahkan hipnotis-hipnotis negatif akan sangat pesat masuk kedalam pikiran remaja walaupun mereka hanya duduk manis dirumah karena singnal telah menyebar keseluruh pelosok sehingga mereka akan dengan mudah mengakses dan berhubungan melalui media internet.
Orang tua sebagai controlling utama terhadap anak harus bisa lebih hati-hati dalam memberikan kebijakan dan aturan kepada anak-anak. Controlling orang tua bisa berupa curhat anak dan ayah atau anak dan ibu sehingga orang tua bisa mengikuti dan mengarahkan perkembangan anak dalam segala aspek. 

#PrayforduniapendidikanIndonesia

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Thursday 14 April 2016

MPASI Rafa #toodler

April 14, 2016 0
Assalamualaikum Wr. Wb.

Mommy2 kece apa kabar nih dengan si kecil? Arrafa sekarang udah 16 bulan loh... He growth so fast :-* Dalam dunia perMPASIan aku merasakan banyak tantangan dalam menghadapi nafsu makan Rafa yang gak pasti... ada kalanya lahap tapi lebih sering geleng-geleng kepala hehehe.

Sejak usia 1 tahun dia sudah aku kenalkan dengan menu keluarga jd ibunya bisa sekali masak aja bisa untuk maem Rafa dan anggota keluarga lainnya. Sejauh ini menu mpasinya masih dengan tambahan bumbu dapur yang tidak terlalu berlebihan masih berkisar pada duo bawang dan sedikit garam aja. 

Ini beberapa menu mpasi Rafa yang sempat aku dokumentasikan :







Wassalamualaikum Wr. Wb

Wednesday 13 April 2016

Semua Working Mother Punya Alasan

April 13, 2016 1
Assalamualaikum Wr. Wb.

Sampai saat ini masih banyak sekali sering terjadi perdebatan antara Working Mother vs Stay at Home Mother apalagi jika kita membuka sosmed pasti masalah serupa akan sering bertebaran di wall kita. Lalu apakah dipostingan saya ini juga akan beradu argument tentang hal itu? Enggak sama sekali :) Saya hanya ingin sedikit bercerita mengenai alasan saya memilih sebagai working mother dan berusaha untuk tidak membuat pembenaran "Kenapa saya memilih bekerja".


Suami Mengijinkan.
"Siapa saja perempuan yang keluar rumahnya tanpa ijin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah sampai dia kembali kepada suaminya atau suaminya ridho terhadapnya" (Riwayat Al Khatib). Sejak awal sebelum menikah saya sudah bekerja dan setelah menikahpun suami saya masih memberikan kebijakan kepada saya untuk tetap bekerja. Semoga saja ijin dan ridhonya bisa menjadi jalan bagi saya untuk tetap meraih surga Allah. Saat ini, saya dan suami bekerja di instansi yang sama namun berbeda satker, sehingga saya tetap bisa menghabiskan waktu bersama suami (berangkat, pulang dan saat jam makan siang) hehehe... Kebetulan saya tinggal tak jauh dari tempat kerja hanya sekitar 5 menit jadi saat jam istirahat lebih sering saya pakai untuk pulang sejenak melihat kondisi anak yang dirumah bersama mbaknya. Selain itu suami saya juga mengenal rekan-rekan kerja saya jadi insyallah kepercayaan antara kami akan tetap terjaga. Suami juga hidup dilingkungan keluarga dimana sebagian besar wanita ikut bekerja.

Membantu suami mencapai cita-cita
Saya percaya dengan janji Allah bahwa "istri dirumah ataupun istri bekerja rejeki akan tetap 100%". Akan tetapi yang namanya manusia itu terkadang tidak ada puasnya banyak cita-cita dan keinginan yang dikejar. Dengan bekerja paling tidak saya bisa membatu suami untuk melangkah mewujudkan rentetan cita-cita tersebut. Cita-cita pengen punya rumah sendiri, punya kendaraan pribadi, punya tabungan haji, punya tabungan pendidikan anak, bisa jalan-jalan keliling Indonesia atau ke luar negeri,  dll.

Tetap menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga
Kalau yang ini saya juga tidak janji bisa mulus selamanya, setiap usaha pasti ada-ada saja yang merintangi. Saya working mother dengan satu balita usia 1.5 tahun dan meninggalkannya bersama mbaknya dirumah sementara saya pergi bekerja. Saya tidak semerta-merta meninggalkannya begitu saja tanpa menyiapkan keperluannya sehari-hari. Sebelum berangkat bekerja saya berusaha menyiapkan MPASInya, sebisa mungkin homemade masakan saya sendiri (meskipun saya bukan anti makanan instans loh). Alhamdulillah anak saya sudah makan menu keluarga jadi saya bisa sekalian masak untuk suami dan ibu mertua (kalo ibu mertua tidak selalu, beliau lebih suka beli sayur dan lauk matang yang mungkin sesuai dengan selera beliau .red : masakan saya masakan bayi, gak enak booo). Walaupun bekerja saya tetap getol memberikan ASI Eksklusif 6 bulan dan lanjut insyallah sampai 2 tahun. Sementara untuk urusan kantor sebisa mungkin dapat saya selesaikan walaupun masih terlalu sering saya terlambat absen hehehe #maaf.

Saya punya orangtua
Orang tua saya yang sekarang jauh disana punya harapan besar kepada anaknya untuk bisa menjadi orang sukses. Kewajiban anak adalah membahagiakannya dan mewujudkan apa yang dicita-citakan. Bapak saya meninggal saat saya baru beranjak ke bangku perkuliahan dengan begitu semua kebutuhan keluarga dan biaya sekolah saya beserta adik saya menjadi tanggungan Ibu sepenuhnya. Beliau yang susah payah mengantarkanku menjadi Sarjana dan sekarang masih berjuang menuntaskan pendidikan adik saya di Perguruan Tinggi. Betapa saya akan sangat durhaka jika tidak bisa membantu beliau. Inilah alasan utama saya memilih bekerja. Saya bisa membantu urusan finansial orangtua saya tanpa harus meminta suami. Sementara suami juga masih punya tanggung jawab terhadap kebutuhan ibunya (ibu mertua saya).

Saya ingin mandiri
Wanita lebih sering gelap mata dengaan belanja hehehehe. Pengen baju, pengen perhiasan, aksesoris, gedget, sepatu de el el yang harganya bisa ngabisin gaji 3 bulan (lebay). Saya sungkan jika harus meminta uang shopping kepada suami sementara kebutuhan rumah tangga begitu besar. Jadi dengan tetap bekerja saya bisa belanja dengan uang hasil sendiri.

Me time sejenak
Ahhhh... ini yang penting. Bisa bayangin gak sih stay dirumah bersama ibu mertua pasti jadi salting mau ngapain, mau ini itu sungkan dan takut salah. Sedangkan di kantor saya bisa sedikit berselancar kedunia maya dengan ngeblog atau hanya pantengin sosmed jika ada waktu luang disela pekerjaan.

Bisa pulang kerja tepat waktu, tanpa ada teman yang nyinyir
Saya sangat mencintai lingkungan pekerjaan saya saat ini, hampir semuanya sudah berkeluarga jadi mereka juga paham bagaimana banyaknya urusan rumah yang mesti dibagi dengan urusan kantor apalagi jika memiliki anak yang masih balita, pekerjaan akan 2x lipat lebih banyak. Selama ini teman-teman kantor bisa saling support  dan backup baik itu urusan kantor maupun urusan keluarga masing-masing. Khusunya ibu-ibu akan berusaha memanage pekerjaannya semaksimal mungkin agar dapat pulang tepat waktu dan tidak telat. Kalau pekerjaan sudah beres dan bisa pulang tepat waktu kenapa harus ditelat-telatin? hehehe

Suami membantu pekerjaan rumah
Bukannya mau membangga-banggakan suami nih ya.. tapi memang kebetulan suami saya mengerti bahwa semua pekerjaan rumah itu bukan diperuntukkan bagi istri. Saat ini memang ada mbaknya yang mengasuh anak, tetapi tidak menginap jadi semua pekerjaan rumah tetap dikerjakan sendiri. Beberapa pekerjaan rumah sering dihandle suami ketika saya repot bersama si kecil sementara mbaknya sudah pulang, seperti mencuci piring kotor, mencuci baju atau ngepel. Alhamdulillah ya suami tidak penganut paham patriarki. Love you lah pokoknya :-*



Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tuesday 12 April 2016

[REVIEW] Produk Pasta Gigi Bayi

April 12, 2016 0
Assalamualaikum Wr. Wb.

Mengajari anak untuk rajin menggosok gigi minimal 2x sehari merupakan pekerjaan yang tidak gampang, namun bukan juga hal yang sulit untuk dilakukan karena anak belajar dari kebiasaan dan kebiasaan itu dibuat oleh orang tuanya. Anak juga peniru handal jadi mengajari anak menggosok gigi juga harus dimulai dari oarang tua maka secara perlahan-lahan kebiasaan orang tua akan ditiru oleh anaknya.

Saat yang tepat untuk melatih anak menggosok gigi adalah sedini mungkin. Meskipun anak belum memiliki gigi, namun kebiasaan itu bisa tetap dilakukan dengan cara membersihkan rongga mulut dan gusi bayi, Hal itu sangat dianjurkan untuk mencegah tumbuhnya jamur di lidah bayi. Lalu bagaimana cara membersihkannya? yaitu dengan menggunakan kasa steril yang dibasahi dengan air hangat kemudian dililitkan pada jari lalu bersihkan lidah dan mulut bayi menggunakan jari yang telah dibungkus dengan kasa tersebut, atau bisa menggunakan sikat gigi silikon yang dikhususkan untuk bayi.

Sikat gigi silikon
Lalu kapan mulai menggunakan pasta gigi? Saya mulai memberikan pasta gigi pada anak saya setelah usianya beranjak 1 tahun dengan dibantu sikat gigi halus yang dibuat khusus untuk anak. Namun tetap harus hati-hati dan jangan sampai tertelan. Berhubung sampai saat ini anak saya (usia 16 bulan) belum bisa berkumur sendiri, saya selalu membasuh mulutnya dengan menggunakan jari saya setelah usai menggosok gigi. Masalah penggunaan pasta gigi ini sebenarnya masih sangat pro kontra untuk pemakaian bagi anak-anak yang belum bisa berkumur, karena pasta gigi yang sebagian diformulasikan dengan berbagai rasa buah-buahan yang manis justru membuat anak ingin menelannya. Namun itu semua tergantung kita sebagai orang tua bagaimana cara memberikan pengertian kepada anak.

Saat ini saya mencoba menggunakan pasta gigi dengan kadar flouride rendah, jadi masih aman jika tidak sengaja tertelan seperti “tooth & gum cleanser”, ada merk Pigeon, Gerber, Orajel Baby, dan sebagainya. Saat pertama kali membeli pasta gigi saya memilih merk Pigeon. Berikut reviewnya : 

Fluoride Free. Pasta gigi yang digunakan untuk bayi/anak harus tidak mengandung Fluoride dan aman tertelan. Pigeon merupakan salah satu merk pasta gigi anak yang bebas flouride.


Ingredients :
Dicalcium Phosphate Di-hydrate, Purified Water, Glycerin, Maltitol, Trimagnesium Phosphate, Carrageenan, Flavor, Alcohol Denat*, Sodium Lauryl Sulfate, Methylparaben, Propylparaben, CI 14720 (Carmoisine).

*Alcohol Denat adalah alkohol sintetis berbeda dengan alkohol yang memabukkan. Biasanya digunakan hanya sebagai media pencampur.


Berikut beberapa referensi mengenai kandungan-kandungan berbahaya didalam pasta gigi yang bisa dijadikan acuan dalam pemilihan pasta gigi untuk anak kita. 
Sumber : http://www.ourfamilytreeshop.com/article/view/18/apakah_pasta_gigi_anak_kita_sudah_aman.html

Berdasarkan sumber tersebut maka tetap ada beberapa kandungan berbahaya didalam pasta gigi merk Pigeon, seperti : Glycerin, Sodium Lauryl Sulfate, Methylparaben dan  Propylparaben. Sudah tau bahwa ada komposisi pasta gigi Pigeon yang menggunakan kandungan berbahaya kenapa saya masih memakainya ? karena saya percaya setiap kandungan memiliki minimal pemakaian "aman" untuk sebuah produk. Selain itu saya juga mengusahakan agar anak jangan sampai menelannya dan berlama-lama dalam menggosok gigi yang memicu tertelannya pasta gigi. Saya juga menggunakan sedikit dalam sekali pakai. 

Jumlah pasta gigi sekali pakai
Pilihan Rasa :  Pigeon Pasta Gigi Bayi Anak terdapat dua pilihan rasa: Strawberry dan Jeruk.

Isi : Pasta gigi ini dikemas sesuai kebutuhan bayi dan anak, cukup 45 gr. Dengan begitu tidak akan sia-sia juga tidak habis sedangkan masa expaired telah berakhir. 

Harga : Rp 8.000,00 s/d Rp 12.000,00 



 Wassalamualaikum Wr. Wb.