Wednesday 9 November 2016

Hal-hal yang Ditakutkan Istri Tentang Alat Kontrasepsi IUD. Berikut Cara Mengatasi Ketakutan Itu!

Assalamualaikum Wr. Wb.

Mengapa sih tiba-tiba aku kepengen menulis tentang alat kontrasepsi ini? Alasannya karena beberapa waktu terakhir ini sering mantengin group di sosmed yang isinya mamah-mamah muda lagi galau bahas masalah KB. Rata-rata mereka sedang bimbang. Ada yang mengeluhkan takut pasang alat kontrasepsi, ada yang cemas dengan si anak karena terlanjur kebobolan hamil lagi dan beberapa masalah terkait hal serupa. Ada sebagian yang merespon dengan kalimat bijak  bahwa "Banyak anak banyak rezki" Ya, itu memang betul adanya karena setiap insan manusia telah digariskan sendiri-sendiri atas nikmat rezki. Namun kita tidak semestinya menelan mentah-mentah tanpa berpikir rasionalistis terhadap perkembangan ilmu kesehatan. Memberikan jarak kehamilan menurutku sangat penting demi kesehatan fisik dan psikologis ibu dan anak. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk menjaga jarak kehamilan yang ideal diantaranya adalah melalui program Keluarga Berencana baik secara alami maupun dengan alat kontrasepsi.




Alat kontrasepsi itu sendiri banyak sekali macamnya, bisa dengan memasang IUD, Pil KB, Suntik KB, Susuk, Kondom, Cincin Vagina (Vagina Diafragma), dan Spermatisida. Okey, kali ini aku akan sedikit mengulas tentang alat kontrasepsi IUD berdasarkan pengalaman pribadi. IUD adalah alat kontrasepsi khusus untuk wanita yang saat ini dirasa paling efektif. Secara definitif IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi non hormonal jangka panjang yang disisipkan di dalam rahim dan terbuat dari bahan semacam plastik/tembaga dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang paling umum dan banyak dikenal oleh masyarakat adalah spiral.  Sama seperti halnya alat kontrasepsi lainnya, IUD juga memiliki beberapa efek samping. Efek samping inilah yang kemudian menjadi hal yang ditakutkan oleh beberapa wanita/istri yang ingin memasang IUD.  Apa saja kah?

1. Proses Pemasangan IUD yang Menyakitkan

Banyak wanita di sekitarku beranggapan bahwa proses pemasangan IUD itu sangat menyakitkan. Bahkan mereka beranggapan lebih menyakitkan dibandingkan proses melahirkan. Ada yang mengaku mereka sudah trauma dengan IUD hanya dengan melihat bentuk alat yang digunakan dalam proses pemasangan IUD. Ya, memang saat kita searching di internet dengan keyword "Alat untuk pemasangan KB IUD" sebagian dari kita pasti merinding melihatnya. Disitu ada semacam gunting, sonde, speculum dan lain-lain yang penampakannya memang mengerikan.

Sumber Gambar : http://maharanimedika.com

Terus, terus sebenarnya bagaimana sih proses yang sebenarnya? 
Benarkah begitu menyakitkan?

Ulasan ini sifatnya memang subyektif sih karena berdasarkan pengalaman pribadiku saat memasang IUD 22 bulan yang lalu. Alat-alat seperti pada gambar diatas memang benar, harus ada saat proses pemasangan IUD baik di Klinik maupun Rumah Sakit. Itu merupakan prosedur yang wajib dipersiapkan dalam proses medis. Tetaplah mencoba untuk rileks dan santai untuk meminimalkan rasa tidak nyaman. Hilangkan pikiran-pikiran negatif yang mungkin terjadi selama proses pemasangan itu. Lebih baik bayangkan bagaimana indahnya mengasuh si kecil tanpa rasa kuwatir jika kebobolan hamil atau membayangkan bisa sukses menyusui si kecil sampai lulus S3 (Lulus ASI 2 Tahun). 

Memang sih ada sedikit nyeri saat liang vagina dibuka dengan cocor bebek (speculum), tapi percayalah rasanya tak semenyakitkan saat kita mengalami kontraksi menuju persalinan. Aku sih malah merasa lebih menyakitkan saat kita pertama kali berhubungan seks dengan suami dibandingan proses pemasangan IUD ini. Proses pemasangannya juga tidak membutuhkan waktu yang lama, sekitar 5 - 10 menit saja. Pasca pemasangannya akan ada efek nyeri seperti saat sedang haid. Hal itu normal karena rahim kita mengalami penyesuaian dengan benda asing.

2. Mengalami Ganguan Menstruasi Sampai Pendarahan

Salah satu efek samping pemakaian IUD adalah ganguan menstruasi. Periode menstruasi menjadi tidak teratur dan terkadang akan muncul flek diluar masa menstruasi pada sebagian wanita. But, itu semua normal dan wajar kok, jadi gak perlu terlalu dirisaukan. Masalah pendarahan, hmmm.... bisa saja itu terjadi pada beberapa wanita yang mungkin mengalami trauma atau mungkin tubuhnya butuh penyesuaian yang lama. Aku mungkin masuk dalam deretan wanita ini, karena pasca pemasangan IUD akupun mengalami pendarahan yang cukup banyak dibandingkan volume menstruasi. Sempat drop hingga pada penurunan kadar Hb (hemoglobin) darah. Eits... gak usah takut mah, gak semua wanita seperti aku kok. Selain itu efek samping semacam itu bisa dihindari jika kita mencari tahu terlebih dahulu tentang kebutuhan tubuh kita dan bagaimana status hormonalnya.


Ada dua pilihan IUD yang mungkin bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing wanita yaitu :
IUD Tembaga (Cu, Copper). Jenis IUD yang paling banyak digunakan. IUD tembaga ini bisa digunakan hingga 10 tahun dan merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang sangat efektif. IUD hormonal. Hormon yang terkandung adalah jenis progestin, levonorgestrel. IUD hormonal tampaknya sedikit lebih efektif dalam mencegah kehamilan daripada IUD tembaga. Durasi penggunaan 3-5 tahun.
Bersumber dari: 7 Efek Samping KB Spiral (IUD) | Mediskus
IUD Tembaga (Cu, Copper). Jenis IUD yang paling banyak digunakan. IUD tembaga ini bisa digunakan hingga 10 tahun dan merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang sangat efektif. IUD hormonal. Hormon yang terkandung adalah jenis progestin, levonorgestrel. IUD hormonal tampaknya sedikit lebih efektif dalam mencegah kehamilan daripada IUD tembaga. Durasi penggunaan 3-5 tahun.
Bersumber dari: 7 Efek Samping KB Spiral (IUD) | Mediskus
  • IUD Tembaga (co-coper). Cara kerjanya dengan melepaskan partikel tembaga yang dapat membunuh sperma sehingga sperma tidak bisa bertemu sel telur. IUD Tembaga ternyata meningkatkan pendarahan menstruasi atau nyeri haid (dismenore). Inilah yang kemuadian membuat si pemakainya sering ngeflek. Namun IUD jenis ini dirasa paling efektif dengan masa sampai 10 tahun pemasangan.
  • IUD Hormonal. Cara kerjanya dengan melepaskan hormon progestin, sehingga (lagi-lagi) sperma gagal bertemu sel telur. IUD jenis ini meminimalkan efek samping yang ada pada IUD Tembaga. Bagi mamah yang mengkwatirkan akan terjadi pendarahan atau flek pasca pemasangan IUD, maka pilihan jenis ini tepat untuk dipilih.
Lalu bagaimana jika terlanjur memasang IUD Tembaga kemudian mamah tidak ingin mengalami pendarahan yang berakibat pada berkurangnya kesehatan atau penurunan Hb seperti yang aku alami? Mensiasatinya adalah dengan banyak mengkonsumsi air minum, suplemen penambah darah dan vitamin. Tenang mah, semua tidak akan berlangsung lebih dari seminggu kok, after all semua akan baik-baik saja dan mamah akan nyaman dengan kontrasepsi ini. 

3. Pemakaian Alat Kontrasepsi dapat Mempengaruhi Produksi ASI

IUD Tembaga merupakan alat kontrasepsi non hormonal yang tidak akan berpengeruh terhadap suplai ASI. Jadi IUD Tembaga sangat aman dipakai oleh mamah yang masih eksklusif menyusui. Buktinya sampai sejauh ini aku masih lancar menyusui.


4. KB dapat Meningkatkan Kenaikan Berat Badan

I don't know it's true or false ! Aku sendiri mengalami kenaikan berat badan yang cukup signifikan antara sebelum hamil dengan setelah melahirkan. Tapi aku percaya itu semua bukan karena aku memakai KB IUD. Kemungkinan besar sumber masalahnya adalah gaya hidupku yang kurang sehat. Saat ini aku hampir tidak pernah menjalankan olah raga sementara nafsu makanku masih sama seperti saat sedang hamil dan masa menyusui ASI Eksklusif. Ada pendapat bahwa KB Hormonallah yang mempengaruhi peningkatan Berat Badan. Jadi berdasarkan hal itu, IUD Tembaga aman untuk menjaga berat badan mamah tetap ideal.


5. Tidak Nyaman saat Bercinta dengan Suami

Memang tidak ada alat kontrasepsi yang akan membuat kita nyaman saat bercinta senyaman tanpa memakai alat kontrasepsi. Bahkan ada yang mengaku jika Mr. P suami akan seperti tertusuk duri saat penetrasi di vagina istri. Hal itu bisa saja terjadi karena kita kurang tepat dalam pemilihan merk dan kualitas IUD yang dipasang di rahim kita. Kita harus selektif dalam memilihnya, cobalah memilih IUD yang memiliki kualitas benang lembut sehingga hal menyakitkan itu tidak akan terjadi pada suami. Kualitas IUD tentu saja sebanding dengan harga. Ada berbagai merk dan harga IUD yang dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing. Kisaran harga di Klinik dan RS Swasta adalah antara Rp 400.000,00 sampai dengan 1.500,000,00. Puskesmas juga melayani KB IUD dan biayanya bisa jadi gratis tapi aku sendiri kurang tahu bagaimana kualitasnya. Selain itu kontrol dan cek posisi IUD harus rutin dilakukan sesuai jadwal.


Masih ngomongin tentang kenyamanan saat bercinta, It's still okay mom ! Tidak ada masalah apa-apa seperti yang sering dikuwatirkan kebanyakan mamah. Justru dengan pemasangan IUD kita tidak perlu repot menghitung masa subur. Kapanpun mamah dan papah menginginkan ayok aja... Tidak perlu kuwatir jika kondom bocor dan papah juga tetap bisa leluasa meneruskan orgasm tanpa harus terburu-buru cabut.

Lebih jelasnya yuk simak video pemasangan IUD dibawah ini :



Waalaikumsalam Wr. Wb.

12 comments:

  1. Aku baca nya ngilu mba Yeniiii.. Hahaha. Tapi makasih banget info nya, buat gambaran besok kedepan nya soal kb. Kalo menurut mba Yeni mending yg tembaga atau ngga mba? Ngilu nyeri pendarahan itu cuma seminggu pertama aja kan mba? Kalo udah sebulan gt rasa nya biasa aja kan ya? Atau gimana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak aku dlu seminggunan mens tp lebih byk trus habis itu udah nyaman sampe skrg blm ada keluhan apa2. Tmnku mlh katanya gak ada penfarahan apa2 cm kaya mules2 aja beberapa jam setelah pasang

      Delete
    2. Mba Yeni pake yg tembaga atau ngga mba? Temen ku juga ada yg mau pasang ini. Kusuruh buka blog nya mba biar ga serem sama ada gambaran lain. Hihi

      Delete
    3. Aku pakai yg tembaga mbak, Merknya Andalan. Alhamdulillah sejauh ini gak ada keluhan apa2 dan nyaman2 aja

      Delete
  2. Iya nih, selalu merasa takut duluan saat ndengerin cerita teman2 soal pemasangan IUD.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku awalnya takut juga mbak tapi lebih takut kalo kebobolan hamil padahal anak masih bayi hehehe

      Delete
  3. Temanku pasang spiral tapi masih bisa hamil lho, Mba. Kira-kira kenapa ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin karena sudah mendekati masa aktif yang hampir habis mbak jadi IUD sudah tidak efektif. Masa aktif IUD ada yg 5, 8 dan 10 tahun

      Delete
  4. mba yeni..aku juga pake IUD nih,dipaksa2 gek ndang kon KB soale 2 tetanggaku ygmelahirkan bareng aku dah hamil lagi..jadi ibuku maksa2 gek kon KB..
    sempat ke bidan tapi njut pulang lagi gara2 ketakutan.. haha
    akhire lain waktu diantar ibuku, eh gak bisa kabur lagi...
    jebule rasane mak clekit.. hahaha

    ReplyDelete
  5. mba yeni..aku juga pake IUD nih,dipaksa2 gek ndang kon KB soale 2 tetanggaku ygmelahirkan bareng aku dah hamil lagi..jadi ibuku maksa2 gek kon KB..
    sempat ke bidan tapi njut pulang lagi gara2 ketakutan.. haha
    akhire lain waktu diantar ibuku, eh gak bisa kabur lagi...
    jebule rasane mak clekit.. hahaha

    ReplyDelete
  6. Halo mba, kebetulan lagi cari referensi ttg IUD karena aku mau nulis pengalaman pasang IUD. Bener ternyata, ga sehoror cerita2 di luar sana, hehe, subjektif juga ini sih

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan pesan, senang dapat sharing dengan Anda :)